Terungkap Alasan RI Belum 'Lirik' Pfizer Meski Diklaim 95 Persen Efektif
Nasional

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengungkap jika keputusan tersebut erat kaitannya dengan syarat distribusi vaksin Pfizer itu sendiri yang menuntut suhu ekstrem.

WowKeren - Perusahaan farmasi asal Amerika Serikat (AS), Pfizer, yang bekerja sama dengan BioNTech mengklaim jika vaksin COVID-19 yang mereka kembangkan memiliki efektivitas hingga 95 persen. Namun rupanya, Indonesia belum melirik vaksin ini.

Hal ini pun bukan tanpa alasan. Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengungkap jika keputusan tersebut erat kaitannya dengan syarat distribusi vaksin Pfizer itu sendiri. Memang vaksin ini bagus karena memiliki efektivitas tinggi namun akan percuma jika dalam proses distribusinya yang kurang optimal hingga menyebabkan vaksin ini berpotensi rusak.

"Sebagai contoh yang Pfizer itu memang dia baru rilis ya hasil uji klinis dia, mengatakan efektivitasnya di atas 96 persen," kata Honesti di salah satu stasiun TV nasional, Jumat (20/11). "Tapi kondisi storage-nya itu minus 70 derajat Celcius. Itu Indonesia belum memiliki kemampuan seperti itu."


Sehingga karena alasan ini, Indonesia tidak bisa sembarangan memilih kandidat vaksin. Indonesia turut mempertimbangkan kemampuan untuk distribusi setiap kandidat vaksin yang dipilih. "Bahaya sekali kalau vaksin ini tidak disimpan di suhu yang sebenarnya, dia akan rusak sehingga nantinya pada saat diberikan kepada masyarakat ini akan berbahaya," lanjutnya.

Sebelumnya, ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo sempat menyampaikan hal serupa. Jika vaksin ini nantinya juga akan dipakai di Indonesia maka distribusinya bisa jadi tidak akan mudah. Hal ini tak lepas dari pengembangan vaksin yang menggunakan teknologi rekayasa genetik dengan mengambil genom dari RNA virus sehingga penyimpanan vaksin ini juga tidak boleh sembarangan.

Sejauh ini, kandidat vaksin yang dipilih Indonesia adalah vaksin yang dapat disimpan pada temperatur antara 2 hingga 8 derajat Celcius. Jika lebih dingin dari itu maka kemungkinan akan sulit.

"Kalau kita harus menggunakan Pfizer sebagai contoh ataupun Moderna, kita harus membikin serangkaian pengadaan lagi," ungkapnya. "Untuk storage-storage yang kemampuannya ekstrem, minus 70 atau minus 20 (derajat Celcius)."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru