Erupsi Gunung Di RI, Simak Cara Bentengi Diri Dari Masalah Pernapasan
Health

Jangan sepelekan dampak kesehatan saat gunung erupsi. Perhatikan cara membentengi diri dari masalah pernapasan yang mengancam saat terjadi bencana alam ini.

WowKeren - Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki gunung berapi aktif terbanyak di dunia. Baru-baru ini, sejumlah gunung di Indonesia bahkan telah meletus dan menunjukkan tanda-tanda terjadinya erupsi.

Gunung Merapi sejak awal November telah dinaikkan statusnya dari level II (waspada) menjadi level III (siaga). Hingga kini, Gunung Merapi memang belum meletus ataupun erupsi. Meski demikian, sudah terjadi puluhan gempa yang menunjukkan tanda-tanda Merapi akan segera memuntahkan isi perutnya.

Saat banyak masyarakat hanya fokus pada kondisi Merapi, Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur justru meletus secara mendadak pada Selasa (1/12) lalu. Tak hanya Semeru, Gunung Illi Lewotok di Nusa Tenggara Timur (NTT) juga telah erupsi terlebih dahulu pada Minggu (29/11) lalu.

Gunung Erupsi

Berbagai Sumber

Peningkatan aktivitas vulkanik di beberapa gunung di Indonesia tentunya memengaruhi kondisi kesehatan masyarakat setempat. Bagaimana tidak, letusan gunung berpotensi membuat warga yang tinggal di dekat area pegunungan mengalami masalah pernapasan.

Masalah pernapasan mengancam karena kabut vulkanik atau smog yang sering muncul saat erupsi. Kabut tersebut dapat mengiritasi paru-paru dan memperburuk gangguan paru-paru yang sudah ada.

Pasalnya, kabut vulkanik mengandung abu, debu, sulfur dioksida, karbon monoksida, dan berbagai gas berbahaya yang mencemari udara. Tak hanya itu, kabut vulkanik juga mengandung aerosol yang sangat asam yang dengan mudah bisa masuk dalam paru-paru.

Tentunya, tidak bisa dibayangkan jika sejumlah gas berbahaya itu sampai terhirup ke dalam paru-paru. Sejumlah gas berbahaya itu dapat mempengaruhi fungsi paru-paru karena bersifat mengiritasi alat pernapasan, termasuk selaput lendir.

Masalah Pernapasan

Berbagai Sumber

Dilansir dari American Lung Association, partikel asam dalam kabut vulkanik dapat menimbulkan sejumlah gejala kesehatan dalam tubuh. Adapun gejala yang bisa terjadi saat menghirup kabut vulkanik adalah sesak napas, batuk, sakit kepala, sakit tenggorokan, memproduksi lendir berlebih.

Selain itu, kabut vulkanik juga bisa memperburuk gejala pernapasan yang sudah diderita. Diantaranya adalah asma, bronkitis, empisema, dan penyakit paru-paruonstruktif kronik.

Berikut merupakan sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk membentengi diri dan menjaga kesehatan paru-paru saat terjadinya erupsi:


1. Hindari aktivitas di luar ruangan

Sebisa mungkin untuk selalu berada di dalam ruangan dan tidak bepergian selama terjadinya erupsi gunung berapi. Saat di dalam rumah, tutup pintu dan jendela agar debu maupun kabut vulkanik tidak masuk ke dalam rumah.

2. Jangan memakai masker debu biasa

Memakai Masker

Berbagai Sumber

Jika terpaksa keluar dari rumah di tengah kondisi erupsi, maka jangan lupa memakai masker. Meski demikian, jangan hanya mengandalkan masker debu biasa. Pasalnya, masker debu dirancang untuk menyaring partikel besar.

Tentunya, masker itu tidak efektif melindungi dari paparan kabut dan debu vulkanik yang sangat kecil dan berbahaya. Sebagai gantinya, gunakan masker medis atau N95 yang mampu menyaring partikel lebih kecil.

3. Gunakan AC

Rupanya, menggunakan AC dapat mencegah diri dari paparan debu vulkanik. Caranya adalah pasang AC dengan pengaturan resirkulasi agar udara luar tidak masuk ke dalam ruangan. Kondisi ini akan membuat udara dalam ruangan bersih karena adanya sirkulasi melalui AC dan pembersih udara.

4. Gunakan mobil saat pergi

Saat bepergian ke luar rumah, hindari pergi menggunakan sepeda motor. Usahakan selalu pergi dengan menggunakan mobil atau kendaraan tertutup demi terhindar dari paparan kabut vulkanik. Jangan lupa, nyalakan AC kendaraan dengan pengaturan "resirkulasi".

5. Siapkan tindakan pencegahan ekstra

Tindakan pencegahan ekstra dilakukan bagi orang-orang yang rentan. Contohnya adalah anak-anak, orang lanjut usia, dan orang dengan penyakit paru-paru yang memang lebih rentan terhadap gas dan asap.

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru