Sering Tak Tepat Sasaran, Bappenas Rombak Sistem Pembagian Bansos Dan Fokus Pada 2 Hal Ini
Nasional

Suharso Monoarfa mengungkapkan bahwa pemerintah akan merancang ulang sistem bansos. Dua hal yang jadi fokus adalah ketepatan data dengan data berbasis digital dan penyusunan kembali program-program yang selama ini ada.

WowKeren - Bantuan sosial (bansos) untuk masyarakat diketahui akan segera dibagikan. Namun, banyak masyarakat yang takut jika penyalurannya tidak tepat sasaran. Mengenai hal itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengungkapkan bahwa pemerintah akan merancang ulang sistem bansos.

Hal ini disampaikannya usai mengikuti rapat dengan Presiden Joko Widodo, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menko PMK Muhadjir Effendy di Istana Kepresidenan, pada hari ini, Selasa (5/1). Menurut Suharso, ada dua hal yang menjadi sasaran perbaikan.

"Ke depan kita susun kembali, kita rancang ulang, kita desain hal-hal yang sudah kita laksanakan hari ini untuk kita integrasikan sedemikian rupa," ujar yang dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Dua hal yang jadi fokus adalah ketepatan data dengan data berbasis digital dan penyusunan kembali program-program bansos yang selama ini ada. Ketepatan data yang berbasis digital diklaim penting diperbaiki agar proses penyaluran bansos akurat kepada masyarakat yang membutuhkan.


Dalam hal jaminan sosial, tidak semua warga negara Indonesia memiliki tingkat kemampuan yang sama dalam hal jaminan sosial dan dalam hal untuk memperoleh atau tidak memperoleh jaminan sosial. Oleh karena itu, pemerintah ingin merombak sistem yang ada selama ini.

"Kita susun kembali agar efektif dan bisa kita satu padaukan untuk hanya beberapa program strategis dalam rangka bansos. Jadi bansos-bansos itu supaya efektif bagaimana caranya program-program yang tersedia di berbagai K/L itu kita uji kembali mengenai kesahihannya sampai tingkat bawah seperti apa," lanjut Suharso

Dalam hal penataan kembali program bansos ini, kata Suharso, Bappenas diberi tugas oleh Presiden untuk penataan data dan penyalurannya. Suharso sendiri menjelaskan, reformasi perlindungan sosial ini bertujuan untuk menurunkan tingkat kemiskinan sampai level terendah.

"Kita turunkan pada level tingkat paling bawah, extreme poverty (kemiskinan ekstrem) sekitar 2,5% sampai 3%. Diarahkan Pak Presiden (Joko Widodo/Jokowi) sampai 2024 diharapkan bisa jadi 0%," ujar Suharso.

"Caranya dengan memfokuskan program-program bantuan sosial sedemikian rupa dengan kelompok sasaran dalam masuk (kategori) rentan dan miskin kronis. Dan dengan demikian penurunan kemiskinan bisa kita capai," lanjutnya.

(wk/putr)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru