Kematian COVID-19 RI Naik, Satgas: Daerah Tak Mampu Beri Pelayanan Kesehatan yang Baik
Nasional

Sebagai informasi, jumlah kematian COVID-19 di Indonesia naik sebanyak 0,3 persen berdasarkan data mingguan Satgas COVID-19 per 28 Desember 2020-3 Januari 2021.

WowKeren - Indonesia melaporkan 7.445 kasus positif virus corona (COVID-19) baru pada Selasa (5/1). Dengan demikian, jumlah kumulatif kasus positif COVID-19 di Tanah Air kini telah mencapai 779.548 kasus.

Selain itu, Indonesia juga mencatat tambahan 198 kematian baru akibat COVID-19 pada Selasa. Adapun total korban jiwa pandemi corona di Tanah Air kini telah mencapai angka 23.109.

Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, lantas mengungkapkan salah satu alasan kematian COVID-19 di Indonesia cenderung mengalami kenaikan. Menurut Wiku, daerah tidak bisa memberikan pelayanan kesehatan yang baik sehingga menyebabkan angka kematian meningkat.

"Angka kematian meningkat terjadi karena daerah tidak mampu memberikan pelayanan kesehatan yang baik," jelas Wiku dalam konferensi pers pada Selasa. "Juga karena masyarakat terlambat ditangani karena proses rujukannya panjang."


Oleh sebab itu, Wiku meminta Pemda dan Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat untuk menyederhanakan alur rujukan perawatan pasien COVID-19 di rumah sakit. "Mempersingkat alur rujukan perawatan COVID-19 se-efisien mungkin agar betul-betul kasus kematian bisa ditekan," terang Wiku.

Sebagai informasi, jumlah kematian COVID-19 di Indonesia naik sebanyak 0,3 persen berdasarkan data mingguan Satgas COVID-19 per 28 Desember 2020-3 Januari 2021. Provinsi yang mencatatkan selisih angka kematian tertinggi dengan pekan sebelumnya adalah Jawa Timur, Kalimantan Utara, DKI Jakarta, Sulawesi Tengah, hingga Lampung.

Hal lain yang juga perlu mendapat perhatian adalah ICU dan tempat tidur isolasi pasien COVID-19 yang makin menipis. Satgas COVID-19 mencatat tempat tidur ICU dan ruang isolasi di seluruh rumah sakit di Indonesia telah terisi sebanyak 67,61 persen pekan ini. "Hal ini dapat jadi alarm bagi kita bahwa kita sedang dalam keadaan darurat yang ditandai dengan ketersediaan tempat tidur yang semakin menipis," pungkas Wiku.

Hal tersebut juga tampak dari Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet yang mengaku mulai kesulitan merujuk pasien dengan gejala berat ke rumah sakit rujukan. Diketahui, RSD Wisma Atlet memang tidak dirancang untuk merawat pasien COVID-19 dengan gejala berat. Sehingga mereka yang dalam kondisi parah harus dirujuk ke RS rujukan dengan fasilitas ruang ICU.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait