Epidemiolog 'Sentil' Pemerintah Soal Pemilihan Influencer Vaksinasi Corona
Nasional

Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman turut menyoroti pemilihan influencer untuk kampanye vaksinasi virus corona (COVID-19) yang dilakukan pemerintah.

WowKeren - Vaksinasi COVID-19 tahap pertama telah dilaksanakan pada Rabu (13/1). Dalam vaksinasi tersebut terdapat Presiden Joko Widodo, para menteri, Kapolri, tokoh agama hingga influencer.

Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman memberikan satu catatan terkait pelaksanaan vaksinasi tersebut. Menurutnya, pemilihan influencer, selebritas atau tokoh publik yang digunakan untuk kampanye vaksinasi seharusnya menggunakan data ilmiah yang melibatkan para ahli pandemi.

"Jadi pemilihan orang yang menjadi simbol kampanye itu ya harus didasarkan pada data ilmiah dan empiris untuk dalam kaitan wabah. Kalau tidak, ya kacau," kata Dicky dilansir Kompas, Jumat (15/1).

Apabila kriteria pemilihan influencer atau tokoh tersebut tidak berdasarkan data ilmiah, maka akan menimbulkan dampak kontradiktif. Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa ada data riset untuk memilih influencer yang digunakan dalam kampanye vaksin.


Dicky menyebutkan, tempat di mana ia tinggal saat ini yaitu Australia telah melakukannya. "Riset itu menyimpulkan hanya ada dua untuk kaitan vaksin COVID-19 saat ini. Hanya dua public figure yang bisa jadi semacam public campaign untuk kaitannya dengan vaksinasi," terangnya.

Adapun dua tokoh tersebut di antaranya adalah tokoh politik atau politisi, dan tokoh kesehatan. Tokoh politik yang dimaksud, kata dia, bisa berasal dari figur seperti presiden, menteri, pejabat, kepala daerah, dan politisi.

"Kedua adalah tokoh kesehatan. Tokoh ini bisa juga di level sederhana sekalipun," tutur Dicky. "Katakanlah dokter puskesmas. Masyarakat kan pasti akan melihat, oh pak dokter sudah divaksin, tidak apa-apa."

Oleh karena itu, pemilihan influencer dari selebritis atau artis dirasa tidak memenuhi kriteria ilmiah dalam kampanye vaksinasi. "Ini yang harus dijadikan perbaikan, di luar upaya yang bagus dari divaksinnya Presiden dan pejabat. Tapi saya beri catatan masalah selebritas ini yang harus dikaji dampaknya. Dan jelas sejauh ini tidak ada rujukan, ini bisa kontraproduktif," tandasnya.

Sebelumnya telah diketahui, influencer Raffi Ahmad yang mewakili masyarakat dan generasi milenial telah menerima suntikan vaksin COVID-19 pada Rabu (13/1). Namun, penunjukan Raffi ini menimbulkan kontroversi lantaran ia kedapatan menghadiri pesta tanpa menerapkan protokol kesehatan usai disuntik vaksin.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru