Moderna Yakin Vaksin Corona Buatannya Mampu Lawan Varian Baru Inggris
AFP/Paul Sancya
Health

Dalam studi vaksin Moderna, peneliti melihat sampel darah yang diambil dari delapan orang yang telah menerima dua dosis vaksin tersebut. Hasilnya, kekebalan dari vaksin Moderna tampak mengenali varian baru.

WowKeren - Moderna meyakini bahwa vaksin COVID-19 buatannya mampu melawan varian virus corona baru yang ditemukan di Afrika Selatan dan Inggris. Tes laboratorium awal menunjukkan antibodi yang dipicu oleh vaksin Moderna dapat mengenali dan melawan varian baru yang lebih menular tersebut.

Dalam studi vaksin Moderna, peneliti melihat sampel darah yang diambil dari delapan orang yang telah menerima dua dosis vaksin tersebut. Hasilnya, kekebalan dari vaksin Moderna tampak mengenali varian baru.

Antibodi penetral, yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh, menghentikan virus memasuki sel. Sampel darah yang terpapar varian baru tampaknya memiliki cukup antibodi untuk mencapai efek penetralisir ini. Namun efek ini tampak lebih kuat untuk varian baru corona Inggris ketimbang Afrika Selatan.

Menurut Moderna, perlindungan terhadap varian Afrika Selatan kemungkinan akan hilang lebih cepat. Namun demikian, temuan ini masih belum melalui tinjauan sejawat (peer review). Saat ini, Moderna tengah menguji apakah tambahan penyuntikan ketiga bisa memberikan manfaat yang baik.


Pihak Moderna juga tengah mendalami apakah mendesain ulang vaksin agar lebih cocok untuk varian baru akan bermanfaat. Menurut CEO Moderna, Stephane Bancel, perusahaan percaya bahwa "sangat penting untuk bersikap proaktif saat virus berkembang".

Di sisi lain, varian baru virus corona yang ditemukan di Afrika Selatan dan Inggris kini juga telah menyebar ke puluhan negara lain. Namun tidak ada bukti jika varian-varian baru tersebut menyebabkan penyakit yang jauh lebih serius bagi sebagian besar orang yang terinfeksi.

Para ahli menduga strain Inggris kemungkinan 70 persen lebih menular. Varian ini yang telah mendorong lockdown di Inggris baru-baru ini.

Sementara itu, varian Afrika Selatan ditemukan pada Oktober 2020 lalu dan memiliki perubahan yang lebih penting dalam protein lonjakan dibanding varian Inggris. Varian baru Afrika Selatan memiliki satu mutasi yang sama dengan varian Inggris, dan dua mutasi yang diduga dapat mengganggu keefektifan vaksin.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait