Jokowi Sebut PPKM Tak Efektif, Pakar: Indikasi Sangat Kecewa Dengan Tim
Twitter/jokowi
Nasional

Menurut pakar sosiologi bencana Nanyang Technological University (NTU) Singapura, Sulfikar Amir, Jokowi sangat kecewa dengan tim penanganan pandemi corona hingga mampu menyatakan bahwa PPKM tak efektif.

WowKeren - Presiden Joko Widodo sempat menyebutkan bahwa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tahap pertama pada 11-25 Januari 2021 lalu tidak efektif. Menurut pakar sosiologi bencana Nanyang Technological University (NTU) Singapura, Sulfikar Amir, Jokowi sangat kecewa dengan tim penanganan pandemi corona hingga mampu menyatakan bahwa PPKM tak efektif.

"Menurut saya, itu indikasi Pak Jokowi sangat kecewa dengan tim penanganan pandemi," tutur Sulfikar dilansir Kompas.com, Senin (1/2). "Dia mungkin berpikir PPKM bisa menjadi pendekatan baru yang lebih efektif karena skalanya Jawa-Bali."

Diketahui, PPKM rupanya terlalu lemah dalam membatasi pergerakan penduduk. Hal ini tampak dari penambahan kasus COVID-19 yang masih tinggi dan jumlah kumulatif kasus positif yang kini telah menembus angka 1 juta.

Sulfikar sendiri mengaku dirinya sejak awal telah memperkirakan adanya lonjakan kasus penularan corona karena tak efektifnya penanganan melalui PPKM. "Dari awal memang sudah saya prediksi bakal seperti ini. Ibarat air bah ditangani pakai pompa Sanyo," jelas Sulfikar.


Padahal Jokowi sendiri dinilainya telah merelakan perekonomian akan turun akibat adanya pembatasan ini. "Ketika Pak Jokowi bilang 'Enggak apa- apa ekonomi turun' itu artinya dia rela berkorban. Tapi ternyata pengorbanan ekonomi itu tidak bermakna karena jumlah kasus malah tambah naik," terangnya.

Lebih lanjut, Sulfikar menyebut bahwa kekecewaan Jokowi juga tampak dari arahan sang Presiden yang meminta agar para epidemiolog di luar Satgas Penanganan COVID-19 turut dilibatkan dalam penanganan pandemi. Padahal Satgas COVID-19 telah memiliki epidemiolog seperti sang Juru Bicara Wiku Adisasmito. "Tapi intinya, selama PSBB atau PPKM tidak dilakukan dengan sangat ketat hasilnya ya akan begitu- begitu saja," pungkas Sulfikar.

Sebagai informasi, Jokowi menyatakan bahwa PPKM tahap pertama tak efektif dalam rapat terbatas di Istana Bogor pada Jumat (29/1) pekan lalu, namun video ratas tersebut baru diunggah pada Minggu (31/1) lalu. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin lantas memberikan klarifikasi atas pernyataan Jokowi tersebut.

Menurut Menkes Budi, maksud Jokowi adalah menginginkan kebijakan pembatasan yang lebih mikro. Menkes Budi menjelaskan pemerintah juga akan terus menggencarkan testing dan tracing. Hal itu yang menjadi faktor anggaran Kemenkes bertambah di tahun 2021.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru