Menkes Budi Gunadi Jelaskan Mengapa Positivity Rate Corona Tinggi di Masa Libur Imlek
Nasional

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga memaparkan bahwa kasus posiitif virus corona (COVID-19) telah menunjukkan penurunan dalam dua pekan terakhir.

WowKeren - Angka positivity rate virus corona (COVID-19) di Indonesia mengalami peningkatan belakangan ini. Sebagai informasi, positivity rate adalah persentase jumlah kasus COVID-19 dengan membandingkan jumlah testing dengan jumlah pasien positif. Angka ini dihitung dari jumlah kasus positif COVID-19 dibagi jumlah orang yang diperiksa dan kemudian dikali 100 persen.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun angka bicara mengenai tingginya positivity rate di Indonesia. Menkes Budi menjelaskan bahwa angka positivity rate meningkat di masa libur lantaran jumlah testing menurun. Jumlah tes yang menurun membuat kasus terkonfirmasi juga turun dan akibatnya positivity rate meningkat.

"Jadi kita bisa lihat contohnya di sini tanggal 1-2 Januari itu positivity rate-nya tinggi, tes-nya juga relatif turun. Tanggal 10-11 Januari itu weekend, jumlah tes-nya turun kemudian positivity rate-nya naik," jelas Menkes Budi dalam siaran di kanal YouTube Kementerian Kesehatan pada Rabu (17/2). "Demikian terulang terus, sehingga di Imlek pun demikian. Itu pola yang sama."

Menurut Budi, positivity rate COVID-19 Indonesia kerap meningkat di masa liburan. Namun, Budi juga mengakui bahwa angka positivity rate Indonesia juga termasuk tinggi meski dalam masa normal bukan liburan.


"Even (bahkan) dalam kondisi normal, angka positivity rate INdonesia di kisaran 20-an persen ini masih tinggi. Harusnya positivity yang bagus itu di bawah lima (persen)," ungkap Budi. "Kami sudah melakukan beberapa analisa. Apakah positivity rate yang tinggi ini karena disebabkan oleh beberapa masalah di lonjakan confirmed case (kasus terkonfirmasih positif) yang ada di Indonesia."

Budi lantas memaparkan bahwa kasus posiitif COVID-19 harian belakangan ini justru menunjukkan penurunan. Ia menyebutkan bahwa penurunan kasus tersebut terjadi setelah melewati puncak kasus konfirmasi liburan panjang Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.

"Mobilitas sejak naiknya kasus konfirmasi pasca liburan Natal dan Tahun Baru dilakukan pengetatan lewat program PPKM," papar Budi. "Sehingga ini juga mengakibatkan kasus konfirmasinya turun."

Pihak Kemenkes lantas memastikan penurunan kasus positif harian tersebut dengan data di rumah sakit, apakah angkanya menurun hanya karena jumlah testing turut menurun. Rupanya, jumlah pasien yang dirawat juga mulai menurun sejak dua minggu terakhir.

"Ini konsisten dengan data yang tadi, bahwa sudah turun sekitar dua minggu. Jadi baik kasus konfirmasi maupun pasien yang masuk dirawat di rumah sakit sejak dua mingu terakhir sudah turun," pungkas Budi. "Dan turunnya bukan empat hari terakhir seperti yang kita lihat pada saat jumlah tes kita turun. Jadi jumlah tes kita turun empat hari terakhir, tapi kasus konfirmasi sudah mulai turun sejak dua minggu terakhir."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait