Amerika Serikat dan Uni Eropa Beri Sanksi Terhadap Pelaku Kudeta Myanmar
Reuters
Dunia

Junta militer tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengakhiri kudeta yang berlangsung sejak 1 Februari hingga sekarang. Yang terjadi malah sebaliknya, para aparat semakin bertindak keras terhadap demonstran.

WowKeren - Kudeta Myanmar yang dilakukan oleh junta militer belum juga berakhir sampai saat ini, Rabu (24/3). Hal ini membuat Amerika Serikat dan Uni Eropa geram. Maka dari itu, Amerika Serikat dan Uni-Eropa melayangkan sanksi guna menekan militer Myanmar agar tidak bersikap kasar terhadap pendemo.

Dilansir dari Reuters, ada dua pejabat dan unit militer Myanmar yang mendapatkan sanksi dari Amerika Serikat. "Aksi kami hari ini adalah penegasan bahwa kami akan terus melawan pemimpin kudeta dan mereka yang memicu kekerasan di Myanmar," ujar Antony Blinken selaku Menteri Luar Negeri Amerika, Senin (22/3).

Sanksi yang telah diberikan kepada dua pejabat dan militer Myanmar pada hari Senin (22/3) adalah mereka tidak bisa lagi datang ke Amerika. Selain itu, mereka juga tidak bisa lagi mengakses layanan finansial, mengambil aset, atau pun bertransaksi dengan entitas di Amerika.


Sementara itu, Uni Eropa akan memberikan sanksi kepada sebelas orang yang dianggap terlibat dan bertanggungjawab atas kudeta Myanmar. Josep Borrell selaku Kepala kebijakan Luar Negeri mengatakan pihaknya akan menjatuhkan sanksi kepada sebelas orang yang terlibat dengan kudeta Myanmar. Hal ini diharapkan bisa menambah tekanan bagi pelaku kudeta Myanmar.

Sebelumnya, Uni Eropa diketahui telah mengembargo senjata dan menargetkan sejumlah pejabat militer senior sejak 2018. "Di Myanmar kami akan mengambil sanksi terhadap sebelas orang yang terlibat dalam kudeta dan penindasan para demonstran," terang Borrell pada Reuters, Senin (22/3).

Saat ini Uni Eropa sedang menyiapkan langkah-langkah pemberian sanksi yang rencananya akan dieksekusi pada Maret. Nama-nama yang akan diberi sanksi belum diumumkan oleh pihak Uni Eropa. Pihak Uni Eropa akan mengumumkan nama-nama tersebut pada saat sanksi secara resmi diberlakukan.

Para diplomat Uni Eropa membocorkan jika sebagian dari konglomerat militer yang menduduki posisi di Myanmar Economics Holdings Limited (MEHL) dan Myanmar Economic Corporation (MEC) kemungkinan besar akan menjadi sasaran sanksi. Sanksi yang diberikan oleh Uni Eropa nantinya akan menghalangi investor dan Bank Eropa untuk melakukan bisnis dengan MEHL dan MEC.

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru