Jelang Libur Lebaran 2021, Bidang Tracking Satgas Was-Was Angka COVID-19 Meningkat
Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr
Nasional

Indonesia dikabarkan telah mengalami penurunan kasus COVID-19 yang cukup signifikan. Meski demikian, Satgas COVID-19 berharap masyarakat tidak terlena dan tetap mengikuti protokol kesehatan.

WowKeren - Angka kasus positif COVID-19 di Indonesia telah mengalami penurunan yang cukup signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Sudah delapan pekan kasus COVID-19 di Indonesia turun sejak kasus harian tertinggi pada 30 Januari lalu, yakni 14 ribuan.

Salah satu anggota Bidang Tracking Satgas Penanganan COVID-19 Masdalina Pane menerangkan bahwa penurunan kasus gelombang pertama baru bisa dikatakan tercapai apabila tidak ada lonjakan yang tinggi lagi. Hal itu berdasarkan dengan rumus perhitungan WHO.

Meski telah terjadi penurunan selama delapan pekan berturut-turut, Masdalina mengaku cukup was-was. Mengingat sebentar lagi akan memasuki libur panjang Lebaran 2021, Ia khawatir jika penurunan tersebut tidak bertahan lama.

Kekhawatiran itu muncul dikarenakan selalu ada kenaikan kasus positif COVID-19 pasca libur panjang. Selain itu, mulai merebaknya mutasi virus COVID-19 varian B117 asal Inggris itu menambah kekhawatirannya. Meski demikian, Masdalina tetap optimis bahwa penambahan kasus COVID-19 tidak terlalu signifikan.


"Jelas lonjakan kasus bisa terjadi," jelas Masdalina. "Tetapi apa pun kondisi di lapangan, misalnya strain baru kita kan ada di Desember-Januari, baru ditemukan di Februari, kemudian ketika kita lakukan penyelidikan epidemiologis, apakah strain baru menimbulkan penularan yang banyak? Tidak."

Masdalina juga optimis bahwa strategi yang telah diterapkan oleh Satgas untuk mengendalikan angka persebaran COVID-19 saat ini sudah cukup efektif dan sesuai dengan pakem Badan Kesehatan Dunia (WHO). Ia menyebut bahwa strategi tracing atau penelusuran kontak yang berlangsung mulai akhir Oktober lalu membawa dampak cukup signifikan.

Masdalina mengklaim bahwa strategi tersebut telah berhasil digunakan dan hasilnya dapat dilihat dalam dua bulan terakhir. "Sebelum ada program tracing, kita sama sekali tidak mengendalikan pandemi, orang hanya ribut bicara testing, arus mudik, PSBB, PPKM, tapi teknik pengendalian tidak mereka bicarakan," beber Masdalina.

Masdalina juga menambahkan upaya preventif dan solutif yang akan dilakukan pihaknya bila terdapat lonjakan kasus COVID-19 adalah cukup dengan tracing. Menurutnya, lockdown hingga pembatasan mobilitas warga dianggap tidak terlalu efektif, sebab penularan bukan hanya terletak pada mobilisasi, melainkan juga perilaku masyarakat.

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru