Doni Monardo Beri Peringatan Soal Kasus Kematian Corona di Jatim
Twitter/BNPB_Indonesia
Nasional

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengungkapkan bahwa angka kematian akibat virus corona di Jawa Timur belum kurang dari 7 persen.

WowKeren - Jawa Timur yang kini telah berhasil menurunkan kasus positif virus corona (COVID-19) mendapat pujian dari Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penangnan COVID-19 Doni Monardo. Padahal kala Presiden Joko Widodo berkunjung pada Juni 2020 lalu, Jatim menjadi provinsi dengan kasus COVID-19 terbanyak.

Namun demikian, Doni menyoroti angka kematian akibat COVID-19 yang masih tinggi di Jatim. Dalam rapat dengan Satgas dan Pemprov Jatim, Doni mengungkapkan salah satu alasan kematian COVID-19 di Jatim ini adalah penyakit penyerta alias komorbid diabetes.

"Ada hal yang belum optimal, angka kematian masih tinggi. Dan salah satu yang pernah disampaikan bu Gubernur (Khofifah Indar Parawansa) ke Presiden kasus kematian ini 92 persen adalah mereka yang punya komorbid, terutama diabetes," papar Doni, Kamis (1/4). "Ini jadi salah satu persoalan yang harus dicarikan solusinya."

Oleh sebab itu, Doni menilai alasan mengapa warga Jatim banyak yang diabetes harus diinvestigasi. Apalagi angka kematian COVID-19 di Jatim jauh di atas angka nasional.


"Karena sampai sekarang angka kematian belum kurang dari 7 persen," terang Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tersebut. "Padahal nasional sudah rata-rata di bawah 3 persen, 2,7 persen."

Tak hanya itu, kematian dokter akibat COVID-19 di Jatim menjadi yang juga tertinggi se-Indonesia. Meski angkanya sudah jauh berkurang, hal ini tetap memerlukan perhatian agar perlindungan yang optimal bisa diberikan ke tenaga kesehatan.

"Tapi Alhamdulillah sejak dibentuknya bidang perlindungan nakes kematian dokter jauh berkurang. Desember 2020 55 orang, Januari 58 orang, Februari turun 22 orang. Maret turun lagi rendah lagi. Termasuk nakes lainnya yang datanya belum masuk," pungkas Doni. "Kesimpulannya data ini akan membantu pimpinan daerah untuk bisa buat kebijakan ambil keputusan."

Di sisi lain, Jatim sendiri dilaporkan telah bebas dari zona merah risiko COVID-19 selama sebulan terakhir. Menurut Jubir Satgas COVID-19 Jatim dr. Makhyan Jibril, hal itu dipengaruhi oleh penurunan signifikan kasus aktif corona.

"Turunnya kasus ini, pasti berdampak dengan zonasi," kata Jibril seperti dilansir dari detikcom, Rabu (31/3). "Sudah satu bulan lebih, tidak ada kabupaten atau kota di Jatim yang masuk zona merah."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru