Terduga Teroris Akui Simpatisan FPI, Blak-Blakan Ingin Ledakkan Industri Tiongkok Sampai SPBU
Unsplash/Stephen Radford
Nasional

Mereka ditangkap Densus 88 Antiteror pasca ledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar. Kini ada yang mengaku sebagai simpatisan FPI, bahkan nekat beraksi demi menuntut pembebasan Habib Rizieq.

WowKeren - Pasca ledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan pada 28 Maret 2021 silam, Densus 88 Antiteror pun melakukan sejumlah penangkapan terhadap terduga teroris.

Dan dari penangkapan sejumlah teroris itu, sekitar 5 orang mengaku sebagai bagian dari FPI. Mereka pun membeberkan aksi teror yang telah direncanakan, yang ternyata menyasar industri-industri Tiongkok hingga SPBU.

Melansir Detik News, teroris bernama Ahmad Junaidi yang diamankan Densus 88 di Tangerang Selatan mengaku kerap mengikuti pengajian yang dipimpin oleh Habib Husein Hasni di Condet, Jakarta Timur. "Saya Ahmad Junaidi salah satu anggota simpatisan FPI, semenjak Habib Rizieq pulang ke Indonesia," kata Ahmad Junaidi dalam sebuah video, dilansir pada Sabtu (3/4).

Dalam acara pengajian yang diadakan bergilir di rumah para jemaah tersebut, topik tentang negara yang dikuasai Tiongkok banyak dibahas. "Setelah kajian, kami banyak membahas tentang keadaan negara yang sudah dikuasai oleh China, masalah kekayaan alam, serta kekuatan-kekuatannya sudah dikuasai oleh China. Akhirnya teman saya bernama Bambang dan Agus memberikan semangat untuk mengajak melakukan peledakan di industri-industri China yang ada di Indonesia," kata Ahmad Junaidi.

"Saya pun pernah dihubungi untuk menjemur serbuk bahan peledak yang dari acetone dan HCl selama 3 hari di rumah, lalu saya serahkan kembali kepada Agus. Setelah itu, saya kumpulkan kembali menjadi 3 stoples dalam bentuk serbuk yang sudah kering. Dan adapun pengajian mengajak kami untuk pergi ke Sukabumi ke Abah Popon untuk pengisian untuk jaga-jaga keamanan diri masing-masing," imbuhnya.

Teroris lain bernama Zulaimi Agus mengaku membuat peledak jenis TATP, yang dipelajariya setelah kerusuhan di depan Bawaslu pada 21 Mei 2019. "Sudah mencoba lima kali membuat di bengkel Sinergi Motor Serang Baru, Cibarusah, Kabupaten Bekasi. Saya belajar membuat bahan tersebut dari blog internet dengan cara mengaktifkan VPN," terangnya.

Perihal motivasinya, Zulaimi Agus mengaku ingin menegakkan keadilan dengan caranya sendiri terhadap tindakan Brimob kepada demonstran 212. Langkah pembuatan bom ini pun ternyata telah dibagikan kepada teman-temannya, serta sempat ditanyakan kelanjutannya oleh Habib Husein.


"Saya bergabung dengan FPI tahun 2019 wilayah DCP Serang Baru, Kabupaten Bekasi sebagai Wakadit Jihad. Saya bergabung dengan Majelis Ratib Yasin Waratib diajak oleh Bambang alias Abi dikenalkan Habib Husein, saya mengajarkan cara membuat TATP tersebut kepada Habib Husein, Malik, Noval, Bang Heri, Bang Jun di rumah Habib Husein di garasi," papar Zulaimi Agus.

Teroris Bambang Setiono punya kisah lain. Bambang yang ditangkap di sebuah mal di Jakarta Utara itu mengaku menarget SPBU sebagai lokasi aksi terornya.

"Saya Bambang Setiono menjadi simpatisan FPI sejak awal Desember 2020. (Keterlibatan saya) membuat bahan dari black powder dari Zulaimi Agus di Sukabumi. Merencanakan aksi penyerangan kepada SPBU dengan bom molotov untuk menuntut bebas HRS," kata Bambang. "Merencanakan aksi penyerangan dengan ketapel dan peluru gotri jika terjadi kerusuhan saat demo. Merencanakan pemberian serbuk HClO3 kepada setiap DPC dan DPW wilayah Bandung melalui Habib Nabil dan wilayah Brebes melalui Habib Hasan."

Bambang juga mengakui ada rencana penyerangan sang mentor, Habib Husein Hasni, kepada petugas kepolisian dengan air keras. Sementara pengakuan berbeda disampaikan Wiloso Jati yang mengaku bergabung sebagai anggota FPI sejak 2019 dan ditawari menjadi eksekutor.

"Saya Wiloso Jati. Saya adalah anggota FPI. Jabatan terakhir saya di FPI adalah sebagai laskar di DPC Jagakarsa tahun 2019," ujar Wiloso Jati. "Saya bergabung dengan kelompok Habib Husein pasca-penangkapan Habib Rizieq Shihab dan pembubaran FPI."

"Saya pernah ditawari sebagai eksekutor untuk melemparkan bom molotov oleh Bambang Setiono. Kemudian juga pernah sedikit belajar untuk cara pembuatan bom dari Zulaimi Agus. Habib juga pernah memerintahkan kepada anggota mengisi ilmu kebal di Sukabumi di tempat Haji Popon sebagai pembekalan untuk persiapan aksi," lanjutnya.

Sebelumnya FPI memang sudah sempat dikaitkan dengan aksi teror yang terjadi. Seperti pelaku bom bunuh diri di Makassar yang disebut polisi telah berbaiat di markas FPI.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait