Health

Masuknya ratusan WN India memicu kekhawatiran timbul 'tsunami' serupa di Indonesia. Sebab krisis kesehatan yang terjadi dipicu oleh varian 'triple mutation' COVID-19.

• Elvariza Opita
• Selasa, 27 April 2021 - 11:55 WIB

WowKeren - India sedang menjadi episentrum penyebaran COVID-19 dunia dengan lonjakan kasus positif hingga ratusan ribu setiap harinya. Berbagai analisis terkait penyebabnya pun dikemukakan, mulai dari kendurnya kedisiplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan hingga temuan mutasi baru virus Corona.

Meski bukan barang baru, mutasi COVID-19 di India menjadi sorotan. Pasalnya varian ini diklaim "triple mutation" alias mengalami 3 jenis mutasi. Apa maksudnya? Berikut penjelasan selengkapnya.

Seperti apa varian triple mutation COVID-19?

Satu hal yang ditekankan para pakar, sejatinya deskripsi virus Corona dengan 3 jenis mutasi hanyalah penggambaran sederhana dari kondisi di lapangan. Sebab virus Corona varian B.1.617 ini mengalami banyak mutasi yang memengaruhi karakteristiknya.

"Itu hanya penggambaran singkat, yaitu 3 jenis mutasi yang sangat signifikan," kata Asisten Profesor John Hopkins University's Bloomberg School of Public Health, Amesh Adaljia. "Secara garis besar mutasi yang terjadi meningkatkan laju penularan dan kemampuan mengelabui antibodi."

Peneliti utama genom COVID-19 di Pusat Biologi Sel dan Molekuler India, Divya Rej Sowpati menyatakan varian B.1.617 ini banyak ditjumpai di Maharashtra, negara bagian dengan jumlah penduduk terpadat kedua di sana. Disebut triple mutation karena selain mengandung 2 mutasi yang awam dijumpai di varian COVID-19 lain, juga ditambah mutasi V382L di protein lonjakannya.

Adakah keunikannya?

Adaljia tegas menyatakan tidak ada keunikan tersendiri. Mutasi lain yang terjadi sudah ditemukan di varian COVID-19 Inggris, B117 dan mutasi E484K atau Eek yang menyebabkan virus tersebut lebih mudah mengelabui respons antibodi.

Namun hingga kini ilmuwan masih berusaha menyelidiki apakah varian India lebih mudah menular ketimbang jenis COVID-19 lain. "Kita mendapati varian ini mendominasi di tengah lonjakan kasus," ungkap Adaljia, dilansir dari Women's Health, Selasa (27/4).

"Hipotesis kami, varian ini lebih mudah menyebar dari orang ke orang. Varian ini mendominasi India ketika jumlah kasus meroket. Ini yang membuat banyak pihak curiga variannya lebih mudah menular," imbuhnya.

Varian ini lebih mematikan dari COVID-19 lain?

Belum ada bukti konkret variannya lebih mematikan. Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum memasukkan varian B.1.617 ke dalam variant of concern atau variant of interest.

"Tetapi berdasarkan mutasi yang terjadi akan masuk variant of interest," beber Adaljia. "Ini tidak seserius ketika varian COVID-19 masuk ke variant of concern."

Varian ini kebal vaksin?

Sekali lagi, belum ada bukti ilmiah sejauh ini yang mendukung spekulasi tersebut. Meski demikian tetap harus diwaspadai karena varian B.1.617 ini mengandung mutasi E484K yang banyak diklaim tak ampuh dilawan vaksin.

"Yang harus diingat setiap kali menemukan varian baru," terang Adaljia. "Vaksin masih sangat efektif untuk mencegah gejala klinis yang parah, harus dirawat di rumah sakit, sampai kematian."

Vaksin, tutur Adaljia, menginduksi terbentuknya antibodi dan kekebalan sel T. Sel T ini mampu melindungi tubuh dari berbagai varian virus, bahkan yang baru sekalipun.

Setidaknya agar tidak sampai menimbulkan gejala yang parah. "Jadi solusi utama menghadapi varian ini adalah vaksinasi," pungkas Adaljia.

Bagaimana efeknya terhadap Indonesia?

Diketahui terdapat ratusan WN India yang dilaporkan masuk Indonesia dan belasan di antaranya kini dikonfirmasi positif. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun mengingatkan bahwa tak tertutup potensi Indonesia bisa mengalami krisis serupa dengan India jika tidak segera ditanggulangi.

Karena itulah, kembali pemerintah mendorong masyarakat untuk lebih patuh terhadap protokol kesehatan. Pemerintah sendiri juga terus berusaha meningkatkan jumlah tes COVID-19 meski untuk urusan vaksinasi sementara terganjal pasokan. Dan yang terbaru, pemerintah juga terus menegaskan larangan mudik Lebaran 2021 agar tidak terjadi lonjakan besar COVID-19.

Jadi, tetap semangat memberantas COVID-19 ya!