Tahun Kedua Pandemi Lebih Mematikan, WHO Desak Negara Kaya Sumbang Vaksin COVID-19
pixabay.com/Ilustrasi
Dunia

Alih-alih melakukan vaksinasi ke anak dan remaja, WHO meminta negara kaya mengikuti jejak Swedia dan Prancis agar memberikan vaksin ke negara-negara lainnya yang membutuhkan.

WowKeren - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak negara-negara kaya untuk mempertimbangkan kembali rencana mereka yang akan melakukan vaksinasi anak. Alih-alih memberikannya kepada anak-anak, WHO meminta agar mereka memberikan vaksin ke negara-negara lainnya yang lebih membutuhkan.

Pada Jumat (14/5), WHO berharap agar ada lebih banyak negara yang mengikuti jejak Swedia dan Prancis, yang telah lebih dulu menyumbangkan vaksin mereka ke skema COVAX. Kedua negara ini mendonasikan vaksin mereka setelah selesai melakukan vaksinasi pada penduduk prioritas.

Diketahui, baru-baru ini Kanada dan Amerika Serikat telah mengesahkan vaksin untuk digunakan pada remaja. Pejabat WHO saat ini tengah melakukan pembicaraan dengan Washington tentang hal tersebut.


"Saya mengerti mengapa beberapa negara ingin memvaksinasi anak-anak dan remaja," kata Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada pertemuan virtual di Jenewa. "Tetapi sekarang saya mendorong mereka untuk mempertimbangkan kembali dan sebagai gantinya menyumbangkan vaksin ke COVAX."

Sementara itu, COVAX sendiri telah mendistribusikan sekitar 60 juta dosis vaksin dan terus berupaya untuk memenuhi target pasokan seiring dengan pembatasan ekspor India terhadap vaksin AstraZeneca. Sebab, kebutuhan vaksin dalam negeri India sendiri juga masih meningkat seiring dengan kian peliknya kondisi pandemi di sana. Sejauh ini, sekitar 1,26 miliar dosis vaksin COVID-19 telah didistribusikan secara global.

Tedros juga mengatakan tahun kedua pandemi bisa menjadi lebih mematikan daripada tahun pertama, dengan India menjadi perhatian besar. Sementara itu, Perdana Menteri India Narendra Modi menyuarakan kewaspadaan atas penyebaran virus yang kian cepat di lingkungan pedesaan. Pada Jumat (14/5), penghitungan infeksi resmi negara itu melampaui 24 juta kasus dan lebih dari 4.000 orang meninggal selama tiga hari berturut-turut.

Sedangkan jika melansir data dari situs Worldometers, dunia telah mencatat lebih dari 162 juta kasus COVID-19 dengan 3,3 juta kematian. Infeksi telah dilaporkan menyebar di lebih dari 210 negara dan wilayah sejak kasus pertama diidentifikasi di Tiongkok pada Desember 2019 lalu.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait