Menko PMK Ungkap Jokowi Perpanjang PPKM Darurat Hingga Akhir Juli
Instagram/muhadjir_effendy
Nasional

Menurut Menko PMK Muhadjir Effendy, perpanjangan PPKM Darurat ini telah diputuskan oleh Presiden Joko Widodo dalam Rapat Kabinet Terbatas demi menekan laju penularan COVID-19.

WowKeren - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebutkan bahwa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat akan diperpanjang hingga akhir Juli 2021. Sedianya, PPKM Darurat hanya berlaku hingga 20 Juli 2021.

Menurut Muhadjir, perpanjangan PPKM Darurat ini telah diputuskan oleh Presiden Joko Widodo dalam Rapat Kabinet Terbatas. Kebijakan ini diambil dalam rangka menekan penularan virus corona (COVID- 19).

"Tadi rapat kabinet terbatas yang saya ikuti waktu saya di Sukoharjo sudah diputuskan oleh Bapak Presiden, dilanjutkan sampai akhir Juli," ungkap Muhadjir di DI Yogyakarta pada Jumat (16/7). "Sampai akhir Juli PPKM ini."

Menurut Muhadjir, Jokowi dalam ratas tersebut menjelaskan bahwa masa PPKM Darurat penuh dengan konsekuensi. Salah satunya terkait bantuan sosial alias bansos untuk masyarakat.

"Perpanjangan ini memang banyak risiko," papar Muhadjir. "Termasuk bagaimana supaya seimbang, bersama-sama antara tadi itu meningkatkan disiplin warga untuk mematuhi protokol kesehatan dan standar PPKM dan bantuan sosial."


Pemerintah disebutnya tak dapat menanggung bansos seorang diri. Oleh sebab itu, Muhadjir meminta semua pihak untuk saling gotong royong dan membantu.

"Karena itu bansos itu tidak mungkin ditanggung negara sendiri oleh pemerintah. Gotong royong masyarakat," tuturnya. "Termasuk civitas akademika UGM di bawah Pak Rektor saya mohon gerakan untuk membantu mereka-mereka yang kurang beruntung akibat PPKM ini."

Masyarakat diharapkan dapat memupuk kesadaran untuk saling menjaga dan membantu sesama. "Saling bantu saling bergandeng tangan mengulurkan tangan termasuk sedekah masker. Karena bagaimana pun masyarakat di bawah, masker barang yang mahal, tidak mungkin kita meminta kesadaran (masyarakat) melulu tanpa upaya kita membantu mereka," lanjutnya.

Adapun situasi pandemi COVID-19 Indonesia belakangan telah memburuk. Muhadjir mengingatkan bahwa musuh yang kini tengah dihadapi tak dapat dilihat oleh mata.

"Dan musuh tidak terlihat ini di dalam pertempurannya tidak memakai kaidah-kaidah hukum perang karena semua orang dianggap kombatankan oleh COVID ini," pungkasnya. "Dulu kita kira orang hamil, anak-anak tidak jadi sasaran. Sekarang anak-anak dan ibu hamil sudah banyak yang jadi korban, yang meninggal sudah mulai banyak. Ini artinya perang asimetris menghadapi COVID- 19."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait