Bagaimana Nasib WNI di Afghanistan Usai Taliban Sukses Kuasai Kabul?
Twitter/indonesiaunny
Nasional

Judha Nugraha selaku Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia mengungkapkan bahwa kini ada enam warga negara Indonesia yang berada di Afghanistan.

WowKeren - Taliban telah resmi menguasai Ibu Kota Afghanistan, Kabul, pada Minggu (15/8). Lantas bagaimana nasib para warga Indonesia (WNI) yang berada di Kabul?

Kementerian Luar Negeri mengungkapkan bahwa Kedutaan Besari RI (KBRI) di Kabul dan WNI kini masih dalam keadaan baik. "KBRI dalam kondisi baik, demikian juga WNI kita," papar Juru Bicara Kemenlu, Teuku Faizasyah.

Menurut Faizasyah, KBRI tetap menyiapkan rencana untuk mengantisipasi perkembangan politik. Berbagai perencanaan saat ini masih terus dilakukan.

"Kondisi terkini WNI di Afghanistan terus diobservasi dan komunikasi dengan mereka terus berlangsung," jelas Faizasyah kepada CNN Indonesia, Senin (16/8). "Perencanaan dan simulasi untuk evakuasi terus dilakukan."


Faizasyah pun menerangkan bahwa rencana kontijensi telah disiapkan oleh semua perwakilan RI di luar negeri berdasarkan peraturan untuk mengantisipasi perkembangan politik yang dramatis atau suatu bencana. Meski demikian, Faizasyah tidak memberikan keterangan rinci kala ditanya kapan tepatnya evakuasi akan dilakukan.

"Sangat dinamis perkembangannya. Pada waktunya akan diinfokan kapan pelaksanaannya," jelas Faizasyah.

Sementara itu, Judha Nugraha selaku Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia mengungkapkan bahwa kini ada enam WNI yang ada di Afghanistan. Mereka terdiri dari dua pekerja Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dua ekspatriat, dan dua WNI yang menikah dengan warga Afghanistan.

Sebagai informasi, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani sebelumnya telah terbang ke luar negeri kala para pemberontak mendekat. Dalam keterangan di media sosialnya, Ghani menjelaskan bahwa dirinya pergi untuk mencegah pertumpahan darah di Ibu Kota.

Para militan bersenjata Taliban menyebar ke seluruh Ibu Kota, beberapa bahkan memasuki Istana Presiden yang telah ditinggalkan di Kabul. Suhail Shaheen selaku Juru Bicara dan Perunding Taliban mengatakan kepada media Associated Press bahwa para militan akan mengadakan pembicaraan dalam beberapa hari mendatang untuk membentuk "pemerintahan Islam yang terbuka dan inklusif".

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait