Taliban Kuasai Ibu Kota Afghanistan Usai Presiden Kabur Ke Luar Negeri
Wikimedia Commons
Dunia

Para militan bersenjata Taliban menyebar ke seluruh Ibu Kota, beberapa di antara mereja bahkan memasuki Istana Presiden yang telah ditinggalkan di Ibu Kota Afghanistan, Kabul.

WowKeren - Taliban berhasil menguasai Ibu Kota Afghanistan, Kabul, pada Minggu (15/8). Hal ini menandakan akhir dari dua dekade upaya Amerika Serikat (AS) untuk membangun kembali negara tersebut.

Sebagai informasi, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani telah terbang ke luar negeri kala para pemberontak mendekat. Dalam keterangan di media sosialnya, Ghani menjelaskan bahwa dirinya pergi untuk mencegah pertumpahan darah di Ibu Kota. Namun ia tak mengungkapkan lokasi pengungsiannya.

"Mantan presiden Afghanistan meninggalkan Afghanistan, meninggalkan negara dalam situasi sulit ini," ujar Abdullah Abdullah yang merupakan Kepala Dewan Rekonsiliasi Nasional Afghanistan sekaligus saingan lama Ghani. "Tuhan harus meminta pertanggungjawaban darinya."

Para militan bersenjata Taliban menyebar ke seluruh Ibu Kota, beberapa bahkan memasuki Istana Presiden yang telah ditinggalkan di Kabul. Suhail Shaheen selaku Juru Bicara dan Perunding Taliban mengatakan kepada media Associated Press bahwa para militan akan mengadakan pembicaraan dalam beberapa hari mendatang untuk membentuk "pemerintahan Islam yang terbuka dan inklusif".


Sementara itu, Kabul dicekam oleh kepanikan. Asap sempat muncul di dekat kompleks Kedutaan AS kala para staf menghancurkan dokumen penting, bendera AS juga turut diturunkan. Banyak helikopter yang berlomba untuk mengevakuasi personel dari Kedutaan Besar AS.

Sejumlah misi Barat lainnya juga bersiap untuk menarik diri keluar dari sana. Warga Afghanistan juga turut bergegas meninggalkan negara itu, mereka mengantre di mesin ATM untuk menarik tabungan. Sedangkan orang-orang yang sangat miskin tetap berada di taman dan ruang terbuka di seluruh kota.

Menurut dua pejabat senior militer AS, penerbangan komersial dihentikan setelah tembakan meletus di bandara Kabul secara sporadis. Evakuasi dilanjutkan dengan penerbangan militer, namun penghentian lalu lintas komersial menutup salah satu rute terakhir yang tersedia untuk orang-orang Afghanistan yang hendak melarikan diri.

Kedubes AS sendiri telah memperingatkan warga Amerika untuk berlindung dan tidak mencoba pergi ke bandara. Padahal Taliban sendiri telah menjanjikan transisi damai. Adapun puluhan negara meminta semua pihak yang terlibat dalam konflik tersebut untuk memfasilitasi orang asing dan warga Afghanistan yang ingin pergi dari negara itu.

Departemen Luar Negeri AS menyebarkan pernyataan bersama yang dirilis lebih dari 60 negara pada Minggu malam waktu setempat. Pernyataan tersebut mengatakan bahwa mereka yang berkuasa dan berwenang di seluruh Afghanistan "memikul tanggung jawab – dan akuntabilitas – untuk perlindungan kehidupan dan harta benda manusia, dan untuk pemulihan segera keamanan dan ketertiban sipil". Selain itu, pernyataan bersama tersebut juga meminta agar jalan, bandara, dan penyeberangan perbatasan harus tetap terbuka, dan ketenangan harus dipertahankan.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait