Tiongkok Desak Jepang Cabut Keputusan Buang Limbah Nuklir Lewat Terowongan Bawah Laut
pixabay.com/Ilustrasi/joakant
Dunia

Keputusan untuk melepaskan air yang terkontaminasi ke laut menunjukkan bahwa Jepang tidak memiliki ketulusan dasar dalam memahami keprihatinan semua pihak.

WowKeren - Tiongkok bereaksi terhadap keputusan Jepang untuk melepaskan air yang terkontaminasi dari pembangkit nuklir Fukushima ke laut. Pada Kamis (26/8), Tiongkok mendesak Jepang untuk mencabut keputusannya itu.

Diketahui, pemerintah Jepang dan Tokyo Electric Power Company (TEPCO) sehari sebelumnya mengumumkan rencana untuk membangun terowongan bawah laut untuk melepaskan air radioaktif ke laut. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan bahwa pihaknya sejalan dengan Korea Selatan yang juga menentang keputusan itu.

Sebelumnya, pejabat Korea Selatan menyayangkan langkah sepihak Jepang untuk melanjutkan rencana pelepasan tanpa konsultasi sebelumnya. Pejabat itu menambahkan bahwa adalah tanggung jawab Jepang untuk melakukan konsultasi penuh dan memelihara komunikasi dengan negara-negara tetangga.

"Menyusul keputusan yang salah untuk melepaskan air yang terkontaminasi nuklir ke laut meskipun ada keraguan dan tentangan di dalam dan luar negeri," kata Wang. "Sekarang mengambil jalan yang lebih jauh dengan memajukan persiapan yang terkait itu baik dari segi kebijakan maupun dari segi teknologi."


Keputusan untuk melepaskan air yang terkontaminasi ke laut menunjukkan bahwa Jepang tidak memiliki ketulusan dasar dalam memahami keprihatinan semua pihak. Juru bicara tersebut menegaskan bahwa Jepang seharusnya mau menanggapi seruan masyarakat internasional dengan sungguh-sungguh, negara-negara tetangga dan rakyatnya.

Tak hanya itu, Wang juga meminta agar Jepang memenuhi kewajiban internasional. Diharapkan Jepang tidak memulai pelepasan limbah sebelum mencapai konsensus dengan semua pemangku kepentingan dan organisasi internasional terkait melalui konsultasi penuh.

Meski rencana Jepang untuk membuang limbah ke laut banyak dikritik namun Negeri Sakura tampaknya akan tetap melanjutkan rencana itu. Mulai April mendatang, mereka akan mulai eksekusi. Sementara itu, pembangunan pipa bawah laut akan dimulai dalam waktu dekat, dengan target konstruksi skala besar dimulai awal 2022.

Kekhawatiran tak hanya datang dari negara tetangga namun juga masyarakat lokal. Langkah pemerintah untuk membuang limbah ke laut membuat para nelayan khawatir dengan hasil tangkapan mereka.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait