Ada Varian C.1.2 Afsel dan Mu, Kemenkes Sebut COVID-19 Delta Masih Dominasi Penularan di RI
Pixabay/mattthewafflecat
Nasional

Kemenkes menjelaskan bahwa virus Corona varian Delta masih mendominasi penyebaran wabah di Indonesia. Pasalnya varian ini memiliki tingkat penularan 5 kali lebih cepat.

WowKeren - Beberapa varian virus Corona tengah menjadi sorotan dunia saat ini. Mulai dari varian C.1.2 dari Afrika Selatan hingga Mu dari Kolombia yang baru-baru ini sangat diwaspadai oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Namun Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengklaim bahwa virus Corona varian Delta lah yang masih sangat mendominasi penularan di Indonesia. Hal ini, menurut Siti Nadia, tampak dari hasil whole genome sequencing (WGS).

Per 29 Agustus 2021, Indonesia sudah melakukan WGS terhadap 5.788 sampel dan ditemukan sebanyak 2.240 di antaranya adalah varian Delta. "Terdiri dari B.1.617.2 maupun varian AY," jelas Siti Nadia dalam keterangan persnya, Rabu (1/9).

Pada kesempatan itu, Siti Nadia juga menerangkan bahwa varian Delta masih harus menjadi perhatian bersama karena tingkat penularannya yang luar biasa. "Menurut studi terakhir, penularan lima kali lipat dari varian Alpha dengan masa inkubasi yang lebih pendek," kata Siti Nadia, dikutip pada Kamis (2/9).


Namun di luar varian Delta, Kemenkes juga terus mengawasi kemungkinan munculnya varian-varian COVID-19 lain. Termasuk varian lokal Indonesia maupun varian lain yang kini menjadi sorotan dunia.

Karena itulah, Siti Nadia mendorong pemerintah daerah untuk memantau wilayah masing-masing. Pengawasan harus lebih ketat apabila ditemukan klaster besar COVID-19 agar segera diambil sampel spesimen dan diperiksa dengan metode WGS.

"Atau jika ditemukan kasus COVID-19 pada individu yang telah mendapatkan vaksinasi," imbuh Siti Nadia. "Untuk bisa dikonsultasikan untuk diambil sampel sequence-nya."

Indonesia bersama beberapa negara Asia, khususnya Asia Tenggara, lain tengah berhadapan dengan lonjakan kasus COVID-19 imbas varian Delta. Situasi ini membuat Bloomberg menempatkan hampir semua negara Asia Tenggara di peringkat rendah daftar negara dengan ketahanan terbaik terhadap COVID-19, kecuali Singapura yang berada di ranking delapan.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru