Anies Baswedan Klaim Tak Ada Penularan COVID-19 di Uji Coba Sekolah Tatap Muka Jakarta
Pixnio/Roman Woronowycz, USAID
Nasional

Menurut Anies, pihak sekolah akan memantau situasi siswa. Sehingga siswa yang masuk sekolah adalah mereka yang tidak serumah dengan pasien positif COVID-19.

WowKeren - DKI Jakarta telah kembali menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas sejak 30 Agustus 2021 lalu. Sebelumnya, DKI juga telah melaksanakan uji coba PTM pada April-Juni 2021.

Gubernur DKI Anies Baswedan pun memastikan tidak ada kasus penularan COVID-19 selama masa uji coba PTM terbatas. Anies juga menyatakan tak ada temuan penularan COVID- 19 dalam pelaksanaan PTM kali ini.

"Dari pengalaman itu, tidak ditemukan kasus penularan. Ini pengalaman April, Mei, Juni," tutur Anies kala mendampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin meninjau pelaksanaan PTM ke beberapa sekolah di Jakarta, Rabu (8/9). "Kali ini baru 10 hari. Sejauh ini Alhamdulillah tidak ada kasus penularan terjadi. Tapi tentu dipantau."

Menurut Anies, pihak sekolah akan memantau situasi siswa. Sehingga siswa yang masuk sekolah adalah mereka yang tidak serumah dengan pasien positif COVID-19.


Sekolah juga harus mencari tahu apa yang terjadi jika ada siswa yang tidak masuk sekolah selama dua hari berturut-turut. Apabila ada kasus COVID-19, maka siswa otomatis tak bisa masuk sekolah.

"Jumlah siswa yang tidak terlalu banyak ikut PTM, yaitu 50 persen, diharapkan memudahkan sekolah untuk memantau anak- anaknya," papar Anies. "Di Jakarta ada 10 ribu sekilah, yang mulai sekarang 610 sekolah PTM dan secara bertahap seluruh sistemnya belajar untuk mengendalikan penularan."

Sementara itu, Wapres Ma'ruf Amin menegaskan bahwa siswa atau guru yang satu rumah dengan pasien COVID-19 tak diperkenankan mengikuti PTM di sekolah. "Ada syarat, (yang bisa ke sekolah) di rumahnya tidak boleh ada yang terpapar Covid-19. Kalau ada siswa yang di rumahnya terpapar, dia tidak boleh ikut tatap muka atau gurunya ada yang di rumahnya terpapar, tidak boleh mengajar," jelas Ma'ruf.

Dalam tinjauannya, Ma'ruf menemukan hampir seluruh siswa dan siswa telah menerima vaksinasi COVID-19 sebanyak dua kali. Ma'ruf mengungkapkan bahwa sekolah akan ditutup apabila ditemukan ada penularan COVID-19.

"Ini beberapa asesmen yang saya tahu. Kalau sekolah itu ada terjadi (klaster COVID-19), maka diisolasi dan ditutup sekolahnya," pungkasnya.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait