Tiongkok Larang Aborsi di Luar Tujuan Medis, Gegara Tingkat Kelahiran Bayi Menurun?
Pxhere
Dunia

Dalam pernyataannya, Tiongkok mengklaim kebijakan larangan aborsi ini demi memastikan setiap penduduk perempuan mendapatkan layanan kesehatan pra-kehamilan yang lebih baik.

WowKeren - Kabinet Pemerintahan Tiongkok mengeluarkan kebijakan baru per Senin (27/9) hari ini. Yakni memperketat larangan aborsi di luar keperluan medis untuk masyarakat.

Selama beberapa tahun Tiongkok melonggarkan izin aborsi untuk menghentikan kehamilan yang tidak diinginkan, bahkan dari segi jenis kelamin janin yang dikandung sekalipun. Namun sejak 2018, Tiongkok mengingatkan bahwa aborsi semacam ini berbahaya, baik untuk tubuh ibu yang mengandung hingga berisiko menyebabkan infertilitas atau mandul.

Dalam pernyataannya, Dewan Negara Tiongkok menyebut kebijakan baru bertujuan untuk meningkatkan akses layanan kesehatan pra-kehamilan untuk semua wanita. Meski demikian banyak yang kemudian mengaitkan kebijakan ini dengan menurunnya angka kelahiran di Tiongkok.

Tiongkok hingga kini masih menjadi negara dengan populasi tertinggi di dunia. Namun sensus penduduk setempat menunjukkan adanya perlambatan pertumbuhan populasi tahun 2011-2020, bahkan tergolong yang terendah sejak tahun 1950, dan diprediksi akan melambat dalam beberapa tahun ke depan.


Situasi ini pun membuat para pembuat kebijakan dan peneliti meyakini akan menjadi tantangan dalam beberapa dekade ke depan. Karena itulah Tiongkok mulai melonggarkan kebijakan terkait izin memiliki anak.

Mulai Juni 2021 kemarin, Tiongkok mengizinkan sebuah keluarga untuk memiliki 3 anak. Sedangkan dari segi aborsi memang tengah berusaha dikurangi, sebab Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok mencatat adanya 9,7 juta praktik aborsi per tahun pada rentang 2014-2018.

Angka ini pun berarti naik 51 persen dibandingkan tahun 2009-2013. Dan bukan hanya memperketat izin aborsi, pemerintah Tiongkok juga memperkenalkan kebijakan baru untuk mengurangi beban finansial keluarga yang berkenan memiliki anak.

Namun masih banyak warga Tiongkok yang khawatir untuk memiliki banyak anak. Sebab biaya yang dikeluarkan per tahun 2020 mencapai CNY1,99 juta (setara Rp4,2 miliar), naik 4 kali lipat dibandingkan tahun 2005 yang di kisaran CNY490 ribu (setara Rp1,1 miliar).

Selain itu, banyak yang mengkhawatirkan perkara tidak meratanya asuransi kesehatan hingga pembayaran tunjangan sosial, terutama untuk ibu tunggal. Banyak pula wanita Tiongkok yang khawatir memiliki anak bisa merusak karier mereka.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru