Kementerian ESDM Rencanakan Hapus BBM Premium, Masih Tunggu Keputusan Presiden
Instagram/pertamina
Nasional

Kementerian ESDM berencana untuk menghapuskan BBM Premium, namun keputusan akhir ada di tangan Presiden Jokowi. Adapun sejumlah alasan Kementerian ESDM atas rencana tersebut.

WowKeren - Penggunaan bahan bakar minyak atau BBM jenis Premium hingga saat ini diketahui masih banyak digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Padahal, sejumlah negara lain telah menghapuskan penggunaan BBM jenis Premium.

Baru-baru ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana untuk menghapus BBM jenis Premium, yang sampai saat ini masih dalam kajian. Selain itu, juga masih menunggu keputusan dari Presiden Joko Widodo.

Mengenai rencana penghapusan BBM jenis Premium itu disampaikan oleh Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM, Soerjaningsih dalam Update Kebijakan dan Capaian Kinerja Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Triwulan III Tahun 2021. Acara ini disiarkan melalui kanal YouTube Halo Migas Ditjen Migas pada Senin (25/10).

Soerjaningsih mengungkapkan bahwa saat ini tersisa 7 negara saja yang masih menggunakan BBM jenis Premium RON 88, termasuk Indonesia. "Sehingga terkait dengan Premium ini, dipikirkan ke depan mungkin Pertalite bisa menggantikan Premium," terang Soerjaningsih.

Lebih lanjut, Soerjaningsih mengatakan bahwa rencana penghapusan BBM Premium itu juga berkaitan dengan upaya perbaikan lingkungan. Bahkan ke depannya, juga ada wacana untuk menghilangkan bensin Pertalite juga. (RON 90).


Menurut Soerjaningsih, Pertalite juga perlu untuk diperbaiki kualitasnya. "Bisa kemudian kita harapkan ke depannya dan roadmap BBM yang ramah lingkungan," imbuhnya.

Selanjutnya, Soerjaningsih menerangkan bahwa apabila nantinya BBM Premium diputuskan untuk dihapus, maka kemungkinan paling kecil hanya tinggal RON 90 atau Pertalite. Atau bahkan jika Indonesia mampu, bisa naik lagi menjadi RON 91 atau RON 92 (Pertamax).

"Jadi itu adalah komitmen kami untuk menyediakan BBM yang ramah lingkungan, tapi semua itu pastinya sedang kita kaji, dan pastinya harus mendapatkan persetujuan presiden," beber Soerjaningsih.

Selain itu, menurut Soerjaningsih, penghapusan BBM Premium itu sebenarnya juga akan meringankan beban negara. Hal ini dikarenakan nantinya ada kompensasi yang diberikan pemerintah terhadap harga jual Premium.

Secara nilai keekonomian, kata Soerjaningsih, harga Premium seharusnya di angka Rp9 ribu-an, tetapi saat ini harga yang beredar di masyarakat adalah Rp6.450. Sedangkan untuk Pertalite, nilai keekonomiannya adalah Rp11 ribu-an, namun Pertamina menjualnya di harga Rp7.650.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru