Kepala Mata-Mata Inggris Peringatkan Tiongkok dan Rusia Untuk Tak Kuasai Kecerdasan Buatan
AFP/Ben Stansal
Dunia

Setiap negara tentunya memiliki badan mata-mata negara seperti Inggris. Kepala MI6 menyoroti sikap dari Tiongkok dan Rusia yang seolah berlomba mengembangkan kecerdasan buatan.

WowKeren - Kepala dinas mata-mata asing Inggris baru-baru ini memperingatkan bahwa Tiongkok dan Rusia tengah "berlomba" untuk menguasai kecerdasan buatan dengan cara yang dapat merevolusi geopolitik selama 10 tahun ke depan. Hal ini lantas membuat Richard Moore selaku Kepala Secret Intelligence Service atau yang dikenal dengan nama MI6 akan membuat pidato publik pertamanya sejak menjabat posisi tersebut.

Dalam kutipan pidato yang dirilis oleh pemerintah Inggris sebelumnya, Moore mengatakan bahwa rekayasa kuantum, biologi rekayasa, kumpulan besar data, dan kemajuan dalam kekuatan komputer merupakan ancaman yang perlu ditangani oleh kekuatan demokrasi. Moore dikenal sebagai sosok yang jarang pidato di depan umum, tetapi atas hal tersebut, ia lantas memaparkan pandangannya kepada publik.

"Musuh kami menuangkan uang dan ambisi untuk menguasai kecerdasan buatan, komputasi kuantum, dan biologi sintetik karena mereka tahu bahwa menguasai teknologi ini akan memberi mereka pengaruh," terang Moore.


Melansir Al Jazeera, Moore menyebut bahwa mata-mata dunia tengah mencoba bergulat dengan kemajuan teknologi seismik yang menantang operasi mata-mata tradisional yang dipimpin manusia, telah mendominasi spionase selama ribuan tahun. Moore sendiri merupakan mantan diplomat dan menjadi kepala MI6 pada Oktober 2020.

Moore menuturkan bahwa ia akan menekankan mengenai kemajuan teknologi selama dekade berikutnya dapat melampaui semua kemajuan teknologi yang dibuat selama abad terakhir di lembaga think tank Institute for International and Strategic Studies. "Sebagai masyarakat, kami belum menginternalisasi fakta yang nyata ini dan potensi dampaknya terhadap geopolitik global, tapi itu adalah fokus putih-panas untuk MI6," imbuhnya.

Selain itu, Moore juga menyampaikan bahwa perhatian khusus bagi mata-mata di negara-negara demokrasi liberal dunia adalah badan-badan intelijen Rusia dan Tiongkok yang bergegas memanfaatkan kekuatan di berbagai teknologi canggih. Bahkan tak jarang bisa lebih unggul dan cepat dibandingkan di Barat.

Menurut Moore, badan-badan intelijen Barat khawatir jika Beijing dapat mendominasi semua teknologi penting yang muncul dalam beberapa dekade, terutama kecerdasan buatan, biologi sintetis, dan genetika. Ia bahkan menyebut kebangkitan ekonomi dan militer Tiongkok selama 40 tahun terakhir dianggap sebagai salah satu peristiwa geopolitik paling signifikan belakangan ini, di samping jatuhnya Uni Soviet pada 1991 silam, yang menjadi akhir dari Perang Dingin.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru