3 Bulan Berkuasa, Aktivis HAM Sebut Taliban Sudah Bunuh 100 Lebih Orang di Afghanistan
AFP
Dunia

Krisis kemanusiaan terus menjerat Afghanistan pasca Taliban berkuasa. Termasuk temuan 100 lebih orang yang meninggal dunia dibunuh Taliban seperti dilaporkan Human Rights Watch.

WowKeren - Kelompok milisi Taliban mengambilalih pemerintahan Arab Saudi pada 15 Agustus 2021. Gejolak politik tak pernah lepas dari Afghanistan setelahnya, bahkan memicu krisis kemanusiaan yang belakangan semakin mengkhawatirkan.

Laporan dari aktivis HAM Human Rights Watch (HRW) ini seolah menambah daftar panjang krisis yang terjadi di Afghanistan pasca Taliban berkuasa. HRW memperkirakan lebih dari 100 mantan polisi dan anggota militer tewas dieksekusi Taliban.

Temuan ini disampaikan oleh HRW dalam laporan dengan tebal 25 halaman bertajuk "No Forgiveness For People Like You (Tidak Ada Maaf Untuk Orang Sepertimu)". HRW mendeskripsikan eksekusi ini diawali dengan Taliban yang mengumpulkan semua mantan anggota Satuan Keamanan Nasional Afghanistan yang terdiri atas polisi, intelijen, militer, sampai kelompok milisi pro pemerintahan.

Padahal, ditegaskan Direktur Asosiasi HRW Asia, Patricia Gossman, kepemimpinan Taliban menjanjikan permohonan maaf untuk mereka yang pro pemerintahan. "(Namun) ini tidak menghentikan pimpinan lokal mengeksekusi atau bertanggung jawab atas menghilangnya mantan anggota pasukan keamanan Afghanistan," ujar Gossman pada Selasa (30/11).


Menurut laporan yang ditulis HRW, setidaknya 47 orang menghilang atau dibunuh oleh Taliban pada rentang 15 Agustus hingga 31 Oktober 2021. Laporan juga mengungkap dari sumber kredibel soal lebih dari 100 orang yang dieksekusi di setidaknya 4 provinsi di Afghanistan.

Laporan juga fokus dengan berbagai tindak represif mematikan di Ghazni, Helmand, Kandahar, dan Kunduz. Meski demikian, HRW dalam laporannya juga menekankan bahwa pola kekerasan yang terjadi mungkin saja lebih buruk daripada yang dilaporkan.

Laporan ini disusun berdasarkan wawancara dengan 67 saksi, kerabat, dan kawan-kawan korban, bahkan juga dari pejuang Taliban. Disebutkan pula bahwa Taliban juga mengincar anggota keluarga dari mantan pasukan keamanan Afghanistan.

Namun laporan HRW langsung dimentahkan oleh Deputi Juru Bicara Taliban, Bilal Karimi. Kepada CNN, Karimi menegaskan bahwa Taliban memastikan pengampunan setelah mengambilalih pemerintahan Afghanistan.

"Berdasarkan (kebijakan) itu, semua mantan anggota pemerintahan, baik yang militer dan bukan, sudah diampuni dan mereka bisa hidup normal di Afghanistan. Tidak ada yang bisa menyakiti mereka (seperti di laporan HRW)," tegas Karimi. Walau Karimi juga tidak menampik ada beberapa mantan pasukan keamanan yang terluka namun tidak sebanyak yang disebutkan di laporan.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru