AS-Australia dkk Sepakat Boikot Diplomatik Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, IOC Buka Suara
AFP
Dunia

Selain menanggapi boikot diplomatik, Presiden IOC Thomas Bach turut menyinggung soal dugaan kasus pelecehan seksual dan menghilangnya bintang tenis asal Tiongkok, Peng Shuai.

WowKeren - Banyak negara yang mengambil sikap melakukan boikot diplomatik terhadap pelaksanaan Olimpiade Musim Dingin di Beijing pada 2022 mendatang. Termasuk Amerika Serikat, Australia, hingga Inggris.

Tiongkok sebagai tuan rumah agenda memberi reaksi keras terhadap upaya boikot tersebut sekaligus menegaskan bahwa tidak akan ada yang peduli. Lantas apa kata Komite Olimpiade Internasional (IOC) terhadap aksi boikot diplomatik yang digagas negara-negara besar tersebut?

Presiden IOC Thomas Bach ternyata menyayangkan adanya peningkatan tensi jelang agenda. "Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 tidak seharusnya untuk meningkatkan tensi global, dan keterlibatan atlet adalah konsensus utama sedunia," tegas Bach, Rabu (8/12) waktu setempat.

Bach mengaku mengkhawatirkan kesempatan bagi para atlet negara-negara yang memboikot Olimpiade Beijing, apakah akan bisa hadir atau tidak. Kendati demikian, Bach bersyukur bahwa dukungan agar atlet tetap terlibat aktif dalam agenda Olimpiade Beijing terus mengalir.


"Hal ini sesuai dengan persetujuan konsensus semua negara anggota PBB yang mendukung Resolusi Gencatan Senjata Olimpiade," kata Bach. "Kehadiran pejabat pemerintah adalah keputusan politik. Netralitas politik berlaku dan IOC tidak akan memihak."

Pada kesempatan yang sama, Bach juga dicecar mengenai nasib bintang tenis Peng Shuai. Sebagai informasi, mantan juara ganda putri Wimbledon dan French Open itu "menghilang" setelah mengungkap pengalamannya dipaksa berhubungan seksual dengan mantan Wakil Perdana Menteri Tiongkok, Zhang Gaoli.

Di hadapan Dewan Eksekutif IOC yang menggelar rapat pada 7-9 Desember 2021, Bach gagal menjelaskan detail peristiwa yang dihadapi Peng Shuai berikut dengan kondisi terkininya. "(Namun) kami tidak merasa dia sedang dalam tekanan," jelas Bach.

"Memang mudah untuk mencurigai sesuatu, namun tujuan kami menghubunginya adalah untuk memastikan bahwa kami ada dan peduli terhadapnya. Dia sangat mengapresiasi hal ini selama pembicaraan kami," sambung Bach, meski tidak menjelaskan lebih detail dialog antara dirinya dan Peng Shuai yang berbincang lewat video call.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru