Soroti Kasus Kematian Perdana Varian Omicron di Inggris, Satgas IDI Minta Tak Panik dan Waspada
AFP/Justin Tallis
Nasional

Kasus kematian COVID-19 varian Omicron yang ditemukan di Inggris baru-baru ini, disebut menjadi peringatan bagi Indonesia. Satgas IDI pun meminta tetap waspada.

WowKeren - Sebelumnya, Inggris telah melaporkan kasus kematian akibat varian Omicron untuk pertama kalinya. Hal ini lantas menjadi negara-negara di dunia semakin was-was dengan varian baru COVID-19 itu.

Sementara di Indonesia, Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban meminta kepada masyarakat agar tidak panik dan selalu waspada. Ia juga mengatakan bahwa kasus varian Omicron telah menyumbang sebagian besar kasus COVID-19 di London.

"Inggris mencatat kematian pertama akibat varian Omicron yang mewakili 20 persen kasus di sana," tulis Zubairi melalui akun Twitter pribadinya, @ProfesorZubairi, Selasa (14/12). "Varian ini juga menyumbang 44% kasus di London dan diperkirakan akan mendominasi kota itu dalam 48 jam ke depan."

Photo-INFO

Twitter

Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa pemerintah saat ini masih memiliki dua "PR" besar terkait vaksinasi COVID-19 di Indonesia. Maka dari itu, Nadia mengatakan keamanan stok vaksin COVID-19 di Tanah Air sangat penting agar distribusi ke seluruh wilayah bisa dilakukan dengan cepat.


Mengenai "PR" yang dimaksud Nadia adalah mengejar vaksinasi dosis satu sebanyak 30 persen dan dosis kedua sebesar 50 persen, serta percepatan vaksinasi pada lansia. Selain itu, pemerintah juga masih harus terus menggenjot percepatan vaksinasi COVID-19 di daerah-daerah untuk mengejar target 70 persen populasi tervaksinasi lengkap.

Lebih lanjut, Nadia mengimbau masyarakat untuk tidak pilih-pilih merek vaksin COVID-19 yang digunakan agar tidak ada stok menumpuk, bahkan menjadi kedaluwarsa seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Ia lantas menegaskan bahwa seluruh vaksin yang digunakan telah terbukti aman dan lolos uji klinis.

Selain itu, Nadia menuturkan bahwa peningkatan kasus penularan COVID-19 yang terjadi di sejumlah negara patut dijadikan peringatan. Maka dari itu, ia kembali mengingatkan agar semua pihak untuk selalu dan lebih disiplin dalam melindungi diri dengan vaksinasi dan menerapkan prokes secara ketat.

"Saat ini, pemerintah coba meningkatkan vaksinasi untuk wilayah terluar dan terpencil, yang memiliki tantangan tersendiri untuk menjangkaunya," jelas Nadia dalam keterangan, Rabu (15/12). "Kepatuhan masyarakat untuk disiplin melaksanakan protokol kesehatan dan vaksinasi jadi kunci pengendalian pandemi."

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru