Selayar Tanggap Darurat Hingga 27 Desember Imbas Gempa 7,4 M NTT, Aftershock Capai 12 Kali Per Jam
Twitter/BNPB_Indonesia
Nasional

Pemkab Selayar, Sulawesi Selatan menetapkan status tanggap darurat usai gempa bumi bermagnitudo 7,4 mengguncang daerah NTT. Status tanggap darurat berlaku selama 2 pekan ke depan.

WowKeren - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sempat melaporkan bahwa Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan, adalah yang paling terdampak oleh gempa bumi 7,4 M di Nusa Tenggara Timur hari Selasa (14/12) kemarin. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahkan sampai mengeluarkan peringatan dini tsunami yang kini telah dicabut.

Atas situasi yang terjadi, Pemerintah Kabupaten Selayar menetapkan status tanggap darurat bencana selama 14 hari ke depan. "Pemerintah Kabupaten Selayar menerbitkan status tersebut melalui surat bernomor 576/XII/Tahun 2021. Status ini berlangsung selama 14 hari, terhitung mulai tanggal 14-27 Desember 2021," ujar Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Rabu (15/12).

Di Selayar terdapat 1 warga mengalami luka berat hingga Rabu (15/12) pukul 09.00 WIB. "Data sementara mencatat warga luka ringan 5 jiwa dan luka berat 1 jiwa, sedangkan kerusakan di sektor perumahan berjumlah 345 unit, dengan rincian rusak berat 134 unit dan sisanya rusak ringan," terang Abdul Muhari.

Sejumlah fasilitas umum seperti sekolah dan masjid ikut rusak akibat gempa bumi yang terjadi. Sebanyak 3.900 warga Kabupaten Selayar juga harus mengungsi karena gempa, di mana mereka tersebar di 17 titik.


Bantuan logistik untuk para pengungsi pun terus disalurkan, termasuk dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel. Sementara Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Rabu pukul 12.30 WIB menyatakan belum ada laporan mengenai korban jiwa akibat gempa bumi yang terjadi.

Di sisi lain, bukan hanya BNPB dan BPBD yang melakukan pemantauan pasca gempa, BMKG juga terus mencatat aktivitas seismik di sekitar lokasi terdampak, termasuk gempa-gempa susulan alias aftershock.

"Data yang kami catat sejak kemarin hingga siang ini pukul 14.00 WITA, ada 327 kejadian gempa bumi," tutur Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kupang, Margiono, kepada Kompas. Ratusan kejadian gempa susulan itu terjadi berdekatan dengan gempa utama yang terjadi pada Selasa kemarin.

Gempa yang terjadi bermagnitudo di kisaran 2,1 sampai 5,6, dengan intensitasnya meningkat antara pukul 22.00-23.00 WITA. "Rata-rata gempa bumi terjadi 12 kali setiap jam," ujar Margiono.

Kendati demikian, Margiono memastikan gempa-gempa itu tidak berpotensi menyebabkan tsunami walaupun guncangannya bisa dirasakan masyarakat. Karena itulah, Margiono mengimbau warga untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait