Pasha Ungu Kenang Momen Jadi 'Sampah' Jakarta, Putus Kuliah Hingga Tak Punya Pekerjaan
Instagram/pashaungu_vm
Selebriti

Pasha Ungu berbagi cerita mengenai awal meniti karier sebagai anak band di industri musik Tanah Air. Pasha pun ikut mengenang kembali masa-masa jadi orang susah di Jakarta.

WowKeren - Tak terasa sudah 20 tahun lebih Pasha berkarier di dunia entertainment bersama grup band Ungu. Pasha pun membagikan cerita perjuangannya meniti karier di industri musik bersama Ungu yang dimulai sejak tahun 1999 silam.

"Saya sudah 21 tahun (berkarier dengan Ungu), baru gabung 1999. Dari sekolah sudah nge-band. Dulu modal percaya diri saja," kata Pasha Ungu di program "Pagi Pagi Ambyar", Selasa (4/1) kemarin.

Siapa sangka, Pasha rupanya malah sudah tidak terpikir untuk terjun ke dunia musik saat mulai bergabung dengan Ungu. Pasha justru sedang ingin meneruskan pendidikannya di bangku kuliah. Tapi Pasha kemudian diajak oleh gitaris Ungu di masa lalu untuk bergabung.

"Justru saya gabung sama Ungu lagi nggak memikirkan musik. Saya mau kuliah kan. Saya ke Jakarta mau kuliah saja. Ada gitaris Ungu yang lama sebelum mas Enda. Waktu itu vokalis Ungu sudah ada cuma mau ada pergantian vokalis. Ada audisi dulu, saya audisi dulu. Tawaran itu ada pas saya lagi di studio, ada tempat tongkrongan dulu lah," tutur Pasha.


Pasha Ungu pun mengingatkan para personel bahwa dirinya ingin nge-band tapi tidak sekadar buat main-main. Ia ingin mendapatkan penghasilan dari profesinya sebagai anak band.

"Zaman dulu susah banget, saya nggak mau asal nge-band, mau ada hasilnya. Tapi mereka bilang kita akan menjadi besar," ucapnya.

Pasalnya, saat itu Pasha menjalani hidup susah. Dia harus bertahan hidup di Jakarta tanpa dukungan uang dari orangtuanya. Bahkan ia mengaku jadi sampah Jakarta kala itu.

"Saya dulu pernah merasa jadi sampah Jakarta. Nggak punya kerjaan. Kuliah juga nggak jelas waktu itu, terus semester 3 out. Tahun 98 nggak jelas. Waktu itu cuma punya semangat saja sama temen-temen," beber Pasha.

"Mau beli gorengan, naik metro mini mending jalan kaki, karena Rp 100 itu mending jalan kaki. Saya pernah jalan kaki dari Blok M ke Pancoran. Duitnya buat beli gorengan. Biar bisa ada isi perut. Hidup pindah-pindah. Karena sudah nggak kuliah jadi nggak berani minta ke orangtua," pungkasnya.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait