Tanggapan Satgas COVID-19 Soal Kabar Adanya Joki Karantina
Nasional

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sempat menyindir pihak yang menggunakan jasa joki karantina tersebut dan meminta petugas untuk mengawasi pelaku karantina secara ketat.

WowKeren - Setelah adanya kasus joki vaksinasi COVID-19, kini Indonesia mewaspadai praktik joki karantina. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bahkan sempat menyindir pihak yang menggunakan jasa joki karantina tersebut.

Kini Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 buka suara atas kabar adanya joki yang bertugas menggantikan pelaku karantina tersebut. Menurut Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito, pihaknya akan terus mengawasi petugas di lapangan, terutama yang berkaitan dengan karantina pelaku perjalanan.

"Beberapa oknum di lapangan terus kami pantau dan akan diberikan tindakan pendisiplinan sesuai perundang-undangan yang berlaku," tutur Wiku kepada Kumparan pada Jumat (7/1).

Selain itu, Satgas juga akan memperbaiki manajemen di pintu-pintu kedatangan sehingga tak ada lagi kasus joki karantina. "Satgas COVID-19 terus memperbaiki manajemen dan keorganisasian Satgas di pintu kedatangan," jelasnya.


Sebelumnya, adanya joki karantina atau "pemain pengganti" ini diungkapkan oleh Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan. Menurut Budi Gunawan, ada juga pelaku perjalanan yang berupaya untuk bernegosiasi dengan petugas di pintu masuk internasional terkait karantina.

Kabar ini kemudian sampai ke telinga Menkes Budi Gunadi. "Orang Indonesia itu kreatif-kreatif. Untuk vaksinasi ada namanya joki vaksinasi, saya dengar juga untuk karantina ada joki karantina," kata Budi pada Kamis (6/1).

Oleh sebab itu, Budi meminta petugas untuk mengawasi pelaku karantina secara ketat. Ia meminta agar pelaku karantina dicek secara fisik ke kamarnya masing-masing.

Budi khawatir orang-orang yang ada di dalam karantina bukanlah pelaku perjalanan sebenarnya yang seharusnya menjalani karantina. Pengawasan pelaku karantina ini nantinya juga akan dibantu oleh aplikasi Monitoring Karantina Presisi.

"Itu kalau nanti kalau aplikasinya sudah dipasang secara acak atau random, dicek juga secara fisik," tambah Budi. "Jadi coba dicek, apakah diketok kamarnya, jangan-jangan HP-nya ditinggalin, orangnya nggak ada. Atau ada HP, ada orangnya, cuma orangnya dijokiin dengan yang lain."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait