Paus Fransiskus Ikut Bicara Soal Cancel Culture, Ingatkan Bahaya Ini
Dunia

Kontroversi sangat terlihat di negara-negara yang berbahasa Inggris. Menurutnya, itu dapat menimbulkan risiko untuk membatalkan identitas dengan kedok membela keragaman.

WowKeren - Paus Fransiskus ikut buka suara mengenai maraknya apa yang disebut cancel culture. Hal itu disampaikan olehnya dalam sebuah pidato kepada para diplomat di hari Senin (10/1).

Dalam pidatonya itu, ia mengungkap sejumlah hal termasuk mengecam kesalahan informasi ideologis yang "tidak berdasar" tentang vaksin COVID-19, dukungan dari kampanye imunisasi nasional dan menyebut perawatan kesehatan sebagai kewajiban moral.

Dia berbicara tentang krisis kepercayaan dalam diplomasi multi-lateral. Menurutnya, hal itu telah menyebabkan "agenda semakin didikte oleh pola pikir yang menolak pondasi alami kemanusiaan dan akar budaya yang merupakan identitas banyak orang".

Bulan lalu, Sekretaris Negara Kardinal Pietro Parolin, menyatakan keprihatinannya atas rancangan manual komunikasi Uni Eropa. Manual itu menyarankan untuk tidak menggunakan istilah Natal, yang dinilai Vatikan sebagai upaya untuk membatalkan akar Kristen Eropa.


"Suatu bentuk kolonisasi ideologis, yang tidak meninggalkan ruang untuk kebebasan berekspresi," kata Fransiskus tentang cancel culture. "Dan sekarang mengambil bentuk 'membatalkan budaya' yang menyerang banyak kalangan dan lembaga publik."

Kontroversi cancel culture sangat terlihat di negara-negara yang berbahasa Inggris, seperti Amerika Serikat dan Britania. Menurutnya, cancel culture dapat menimbulkan risiko untuk membatalkan identitas "dengan kedok membela keragaman".

Ia juga menambahkan bahwa semacam "pemikiran satu jalur" sedang terbentuk, yang dibatasi untuk menyangkal sejarah. Bahkan yang lebih buruk lagi adalah upaya untuk menulisnya ulang dalam kategori masa kini.

Di AS misalkan, ketika terjadi konflik atas pemindahan atau pemenggalan kepala patung-patung tokoh sejarah. Tak hanya terhadap Christopher Columbus namun juga St. Junipero Serra. Serra merupakan seorang Fransiskan Spanyol yang mendirikan rantai misi di California abad ke-18 yang merupakan pendahulu infrastruktur negara.

Tak hanya berupa penghapusan patung, cancel culture juga menuntut perubahan pada nama institusi yang dinamai menurut tokoh sejarah, misalnya pada bangunan sekolah maupun rumah sakit. Hal itu dilakukan lantaran mereka berperan dalam penghancuran budaya asli Amerika.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru