Buntut Arteria Dahlan Minta Ganti Kajati yang Berbahasa Sunda, Picu Kemarahan Publik
Instagram/sahabatarteriadahlan
Nasional

Sikap Arteria Dahlan atas permintaannya untuk minta ganti Kajati yang menggunakan bahasa Sunda dalam rapat itu kini menjadi sorotan publik. Tak sedikit yang melontarkan kritikan atas sikap Arteria itu.

WowKeren - Sebelumnya, dalam sebuah rapat kerja antara DPR dengan Jaksa Agung, ada kejadian yang menjadi sorotan. Adapun kejadian yang dimaksud adalah saat anggota DPR Arteria Dahlan meminta agar Kejaksaan Agung memecat seorang Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) hanya karena berbicara menggunakan bahasa Sunda saat rapat.

Atas tindakannya itu, kini Arteria mendapat banyak kritikan dari sejumlah pihak. Kelompok masyarakat Sunda pun meminta agar Arteria meminta maaf atas ucapannya tersebut.

Ketua Umum Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi (AMS) Noeri Ispandji Firman menuturkan bahwa sebagian dari masyarakat Sunda dan Jawa Barat meminta agar Arteria Dahlan meminta maaf kepada masyarakat Sunda. "Secara ksatria, berikan contoh layaknya seorang politisi dan pejabat publik yang baik, yang mengayomi masyarakat, bukan membuat gaduh dengan ucapan-ucapan yang membuat ketersinggungan masyarakat," tegas Firman dalam keterangannya, Selasa (18/1).

Sementara itu, Budayawan Sunda, Budi Setiawan Garda Pandawa alias Budi Dalton turut menyentil Arteria atas tindakannya tersebut. Budi menilai bahwa pernyataan dari Arteria itu mendiskriminasi bahasa daerah tertentu. Menurutnya, tak sedikit pejabat yang kerap menggunakan bahasa asing atau bahasa daerah lainnya dalam rapat.


Selain itu, Budi meyakini bahwa Kajati yang menggunakan bahasa Sunda itu tidak dipakai sepanjang rapat. Maka dari itu, ia merasa heran mengapa Arteria mempermasalahkan hal tersebut. Terlebih sampai meminta Kajati untuk diganti.

Budi lantas menilai bahwa tindakan dari Arteria itu bukan lah contoh yang baik. Terlebih Arteria merupakan kader partai yang mengusung prinsip-prinsip membela masyarakat kelas bawah.

Sikap dari Arteria itu pun mengundang perhatian dari anggota DPR Fraksi Golkar sekaligus tokoh Sunda, Dedi Mulyadi yang memberikan kritikan. Dedi menilai penggunaan bahasa daerah apapun itu di dalam kegiatan rapat merupakan suatu hal wajar, selama anggota rapat mengerti bahasa yang disampaikan.

"Jadi kalau Kajati terima suap saya setuju untuk diganti, tapi kalau pimpin rapat pakai bahasa Sunda, apa salahnya?" terang Dedi dalam keterangan resmi, dilihat pada Rabu (19/1).

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru