Pipi Tertembus Peluru, Ini Kondisi Terbaru Polisi Korban Bentrok di Maluku
Nasional

Sebelumnya, Kasubag Humas Polresta Pulau Ambon dan PP Lease, Iptu I. Leatemia, mengungkapkan bahwa Briptu FH terluka akibat perbuatan orang tak dikenal. Briptu FH kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Tantui Ambon.

WowKeren - Bentrokan antar dua desa di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, pada Selasa (25/1) lalu membuat seorang polisi terluka. Anggota Polsek Pulau Haruku Maluku berinisial Briptu FH tersebut dilaporkan mengalami luka robek di kedua belah pipinya.

Kekinian, Polri membagikan kabar terbaru dari Briptu FH. Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan, Briptu KH masih dirawat di rumah sakit hingga Kamis (27/1) kemarin.

"Masih dirawat di rumah sakit," tutur Ramadhan di Mabes Polri, Kamis.

Sementara itu, Polda Maluku beserta backup jajaran TNI disebut Ramadhan masih berjaga di sekitar lokasi bentrok. Namun Ramadhan memastikan bahwa situasi saat ini sudah kondusif.

"Secara umum, Polri masih menjaga situasi agar tetap kondusif. Jadi, untuk Maluku kita lebih fokus menjaga situasi kondisi tersebut," paparnya.


Sebelumnya, Kasubag Humas Polresta Pulau Ambon dan PP Lease, Iptu I. Leatemia, mengungkapkan bahwa Briptu FH terluka akibat perbuatan orang tak dikenal. Briptu FH kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Tantui Ambon untuk menjalani perawatan medis.

"Kedua belah pipi korban tertembus peluru akibat perbuatan orang tak dikenal, ketika terjadi bentrokan antara warga Dusun Ori dan Kariu, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah," ujar Leatemia.

Sementara itu, Kapolda Maluku, Irjen Lotharia Latif dan Danrem 151/Binaiya, Brigjen TNI Arnold Ritiauw, telah menemui warga yang terlibat bentrokan di Pulau Haruku. Pertemuan yang terjadi pada Rabu (26/1) malam itu diketahui juga melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh pemuda dari warga Pelauw dan Ori, Bupati Maluku Tengah, Camat Haruku, Kapolresta Ambon dan Dandim.

Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol M. Rum Ohoirat dalam pernyataan resmi menuturkan bahwa warga Pelauw dan Ori itu sepakat menginginkan perdamaian. Namun di sisi lain, mereka juga memberi catatan agar sumber masalah yang selama ini sering terjadi terkait batas tanah dapat diselesaikan terlebih dahulu. Sehingga ada kepastian, baik melalui sidang adat maupun pengadilan umum.

Di sisi lain, beredar kabar bahwa bentrokan yang terjadi itu juga dikarenakan oleh agama. Hal ini lantas dibantah dan dipastikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku, konflik tersebut bukan perkara agama.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru