Penghuni Kerangkeng Manusia di Rumah Bupati Langkat Jalani Asesmen, 2 Orang Dirujuk ke RS Jiwa
Unsplash/Ye Jinghan
Nasional

Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Langkat telah mengundang 30 orang penghuni kerangkeng di rumah Terbit Rencana Perangin Angin tersebut untuk menjalani asesmen, namun hanya 11 orang yang berkenan hadir.

WowKeren - Sebanyak 11 orang penghuni kerangkeng manusia di rumah Bupati Langkat non-aktif, Terbit Rencana Perangin Angin, dilaporkan telah menjalani asesmen alias penilaian dari Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Langkat. Adapun BNNK Langkat telah mengundang 30 orang penghuni kerangkeng tersebut untuk menjalani asesmen, namun hanya 11 orang yang berkenan hadir.

"Kita melakukan asesmen dari BNN Langkat dan BNN Provinsi sebanyak 30 orang. Hari pertama tujuh orang, hari kedua dua orang dan hari ketiga dua orang," papar Plt Kepala BNNK Langkat, Rosmiyati, Jumat (28/1).

Rosmiyati menjelaskan bahwa dari hasil pemeriksaan, 11 penghuni tersebut dinyatakan negatif narkoba. Sembilan orang di antaranya direkomendasikan untuk menjalani rawat jalan.

"Dua orang harus mengikuti rehabilitasi rawat inap, sedangkan 9 orang lagi mengikuti rawat jalan. Semua kita serahkan kepada keluarga dan atas persetujuan keluarga, mau ke BNN terdekat," jelasnya.


Sementara itu, dua penghuni lain dirujuk rawat inap ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Kota Medan. Namun Rosmiyati mengaku lupa nama RSJ tersebut.

"Rawat inap ditunjuk Dit Narkoba Polda Sumut harus dirawat rumah sakit jiwa Medan. Saya lupa namanya, tapi rumah sakitnya sudah ditunjuk," kata Rosmiyati.

Di sisi lain, temuan kerangkeng manusia yang berada di rumah Terbit Rencana ini tengah didalami oleh pihak kepolisian. Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak telah turun langsung mengunjungi kerangkeng di Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Sumut tersebut bersama Komisioner Komnas HAM Khairul Anam.

Anam menjelaskan bahwa pihaknya sudah bekerja sejak menerima laporan terkait kerangkeng manusia tersebut. Anam menjelaskan bahwa pihaknya masih terus mendalami dengan mengumpulkan bukti apakah kerangkeng manusia di rumah Terbit Rencana bisa disebut sebagai tempat rehabilitasi atau justru tempat perbudakan modern.

"Kita akan terus bekerja untuk mendapatkan informasi komprehensif soal hubungan pekerja, kesehatan, dan informasi yang diterima relevan atau tidak," ungkap Anam beberapa waktu lalu. "Kita bekerja dengan mengecek berbagai hal, baik secara langsung maupun melalui alat komunikasi."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait