Dalam Penyelidikan, Lansia 103 Tahun di Singapura Meninggal Usai Salah Dosis Vaksin
Pixabay/ilustrasi/huntlh
Dunia

Penghuni panti jompo berusia 103 tahun di Singapura mendapat vaksin dosis ke-4 karena kesalahan. Lansia itu kemudian meninggal usai mendapat perawatan atas sejumlah gangguan kesehatan.

WowKeren - Kementerian Kesehatan Singapura sedang menyelidiki kematian seorang penghuni panti jompo berusia 103 tahun yang salah diberikan dosis keempat vaksin COVID-19 oleh tim vaksinasi keliling. Temuan awal oleh kementerian menunjukkan bahwa kesalahan tersebut terjadi karena prosedur vaksinasi dan komunikasi yang buruk

"kemungkinan penyimpangan dalam prosedur vaksinasi dan komunikasi yang buruk antara panti jompo dan penyedia layanan medis yang menangani vaksinasi," ungkap Depkes dalam sebuah pernyataan pada Jumat malam.

Autopsi yang dilakukan menemukan bahwa penyebab utama kematian wanita itu adalah pneumonia, dengan faktor lain yang berkontribusi adalah infark serebral (atau stroke) dan penyakit arteri koroner. Depkes menyebut gangguan kesehatan tersebut merupakan proses penyakit alami yang umum terjadi pada manula.

"Koroner belum menentukan apakah penyebab kematian ini terkait dengan vaksinasi," jelas Departemen Kesehatan Singapura.

Dalam keterangannya, Depkes kemudian menjelaskan bahwa perempuan yang merupakan penghuni Econ Healthcare, Chai Chee Nursing Home itu sudah mendapat tiga dosis vaksin COVID-19. Lansia itu salah diberikan vaksin dosis ke-4 pada 13 Desember tahun lalu oleh tim keliling dari Klinik Medis PanCare.


Menanggapi pertanyaan tersebut, Econ Healthcare mengatakan bahwa kesalahan itu ditemukan sekitar lima menit setelah vaksin diberikan. Tim dari Econ Healthcare dan PanCare Medical Clinic merawat wanita tersebut dan memperpanjang waktu observasi pascavaksinasi.

Beberapa hari kemudian pada 16 Desember, Lansia tersebut dirawat di RS Umum Changi karena pneumonia dan hiponatremia. Suatu kondisi di mana kadar natrium dalam darah lebih rendah dari biasanya, biasanya karena terlalu banyak air di dalam tubuh. Wanita itu kemudian didiagnosis menderita stroke juga. Dia kemudian meninggal pada 10 Januari tahun 2022.

"Ini adalah kasus pertama dari kesalahan identitas yang mengarah pada kesalahan vaksinasi oleh tim vaksinasi keliling di lebih dari 152.000 vaksinasi hingga saat ini,” kata Depkes.

Kementerian mengatakan bahwa pihaknya mengambil pandangan serius atas insiden ini dan sedang melakukan penyelidikan menyeluruh. Ia berharap penyelidikan selesai bulan ini.

Sementara itu, Badan Perawatan Terpadu, yang memfasilitasi vaksinasi di panti jompo, telah mengingatkan semua panti jompo untuk memastikan komunikasi yang tepat dengan tim vaksinasi keliling saat vaksinasi dilakukan.

"Kementerian Kesehatan juga telah mengingatkan semua tim vaksinasi keliling untuk melakukan verifikasi dan otentikasi identitas independen sebelum memberikan vaksinasi apa pun,” tutup pernyataan dari kementerian kesehatan.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait