KNKT Ungkap Dugaan Penyebab Kecelakaan Maut Bus di Bantul, Sebut Mirip di Balikpapan
Nasional

Belum lama setelah kecelakaan maut yang terjadi di Balikpapan, kini kejadian serupa menimpa sebuah bus yang hendak pergi ke Parangtritis. KNKT lantas mengungkapkan dugaan penyebab kecelakaan.

WowKeren - Kecelakaan bus pariwisata belum lama ini kembali terjadi. Adapun kecelakaan itu menimpa sebuah bus yang hendak membawa penumpangnya ke Parangtritis. Sementara peristiwa itu sendiri terjadi di Jalan Dlingo-Imogiri, Bantul, pada Minggu (6/2) lalu.

Akibat kecelakaan tersebut, belasan orang penumpang meninggal dunia. Kini Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan dugaan kecelakaan maut yang menimpa bus pariwisata di Bantul, DI Yogyakarta tersebut.

KNKT mengungkapkan bahwa dalam kecelakaan maut itu dipicu lantaran sopir gagal mengerem kendaraan. Hal ini disampaikan oleh Plt Kepala Sub Komite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT Ahmad Wildan.

"Saksi menjelaskan saat dari atas, pengemudi menggunakan gigi tiga. Karena itu, kendaraan meluncur dengan cepat. Padahal saat di sana, jalan menurun dan banyak tikungan," tutur Wildan kepada wartawan di Kantor Dishub Solo, Rabu (9/2).

Lebih lanjut, Wildan mengatakan bahwa pengemudi juga terlalu sering menginjak pedal rem. Dengan tindakan ini, menyebabkan angin terbuang dan tekanan angin berada di bawah ambang batasnya.

"Setiap tikungan pengemudi melakukan pengereman berkali-kali, ini sesuai penjelasan kenek bus dan mobil di belakangnya," papar Wildan. "Dilihat lampu rem belakang nyala terus tetapi masih melaju dengan cepat. Artinya saat turun, bus melakukan pengereman yang panjang."


Kemudian Wildan menyebut kasus kecelakaan maut di Bantul sama persis dengan yang terjadi di Balikpapan beberapa waktu lalu. Dalam kasus tersebut, sang sopir mengatakan bahwa tekanan anginnya ada pada 5 bar.

Dalam kondisi tersebut, kata Wildan, pedal rem tidak bisa menginjak rem lagi dan sistem remnya tidak berfungsi. "Masalahnya anginnya tekor, bukan karena malfunction, tetapi karena penggunaan," ungkapnya.

Selanjutnya, Wildan menuturkan bahwa dalam kondisi tersebut, sopir berusaha untuk menurunkan gigi transmisi dari posisi tiga ke dua. Namun upaya ini tidak berhasil lantaran oada saat itu kecepatan bus cukup tinggi.

"Sehingga masuknya ke netral. (Sopir) Panik tidak bisa narik handbrake, ini terlihat dari posisi handbrake yang belum tertarik," jelas Wildan.

Wildan pun mejelaskan prinsip kerja sistem rem yakni kerjanya semakin ngegas, mengisi angin. Apabil rem buang angin, saat pengemudi turun, sebenarnya tidak memiliki kesempatan lagi untuk mengisi angin.

Wildan menambahkan meluncurnya bus itu bukan didorong oleh putaran mesin, melainkan oleh gravitasi bumi. Seharusnya sopir tidak menggunakan pedal rem, tetapi engine brake, dan exhaust brake.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait