Presiden Prancis Minta Masyarakat Tenang Atas Rencana 'Konvoi Kebebasan' Pembatasan COVID-19 Eropa
Dunia

Aksi protes pengemudi truk yang menyebutnya sebagai 'Konvoi Kebebasan' atas pembatasan COVID-19 di Ottawa, Kanada, tampaknya memicu aksi serupa di Prancis. Hal ini lantas menjadi sorotan Presiden Prancis.

WowKeren - Pihak berwenang Paris sebelumnya telah menyerukan larangan "Konvoi Kebebasan" pembatasan COVID-19 seperti yang terjadi di Kanada. Adapun aksi protes ini dilakukan oleh kelompok-kelompok yang menentang mandat pembatasan COVID-19.

Kini, Presiden Prancis Emmanuel Macron pun menyerukan ketenangan menjelang peniru yang direncanakan melakukan protes pengemudi truk "Konvoi Kebebasan" Kanada atas pembatasan COVID-19 di Eropa. Dalam sebuah wawancara dengan "Ouest-France", Macron mengakui bahwa warga Prancis secara kolektif mengalami "kelelahan" setelah dua tahun pembatasan virus COVID-19 seperti izin vaksinasi yang diperlukan untuk makan di bar dan restoran.

"Kelelahan ini diekspresikan dalam beberapa cara: dengan kekacauan di beberapa, depresi pada orang lain. Kami melihat penderitaan mental yang sangat kuat di antara tua dan muda kami," tutur Macron, dikutip pada Sabtu (12/2). "Dan terkadang, kelelahan ini juga diterjemahkan menjadi kemarahan. Saya mendengarnya dan menghormatinya."


Maka dari itu, Macron menyerukan "ketenangan besar". "Tuntutan satu sama lain selalu sah. Kami selalu mempertahankan hak untuk berdemonstrasi, pluralisme demokratis, debat parlemen selama periode ini. Tapi kami membutuhkan harmoni, banyak kebajikan kolektif," imbuhnya.

Seperti yang diketahui, ribuan pengemudi truk di Kanada telah memblokir jalan yang mengarah ke penutupan bisnis di Ibu Kota, Ottawa. Adapun blokade itu melintasi perbatasan dengan Amerika Serikat (AS), dan kerusuhan lainnya, serta kota-kota di seluruh negeri.

Gerakan protes pembatasan COVID-19 tersebut lantas memicu protes yang direncanakan di Paris, dan Ibu Kota Belgia, Brussel, yang juga merupakan markas besar Uni Eropa. Dalam sebuah akun di Twitter, tampak orang tersebut sebagai Konvoi Eropa yang membagikan peta yang mencatat bahwa pengunjuk rasa bermaksud untuk turun ke Ibu Kota Nasional di seluruh benua.

Di sisi lain, pejabat polisi mengatakan bahwa mereka memperkirakan akan ada lebih dari 5 ribu dan lebih dari 3.300 kendaraan telah berkumpul di seluruh negeri dan menuju Paris. Polisi pun telah mendirikan barikade anti huru hara dan mengerahkan kendaraan lapis baja dalam upaya untuk mencegah kekerasan setelah melarang konvoi dari Paris pada hari Kamis (10/2) lalu.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait