Korban Tewas di Pantai Payangan Sempat Mimpi Keranda Hingga 'Berfirasat' Akan Ada Banyak Tamu
Nasional

Pasutri bernama Syaiful Bahri dan Sri Wahyuni Komariyah menjadi korban ritual maut di pantai Payangan. Sebelum tragedi itu terjadi, Sri Wahyuni rupanya sempat menyampaikan hal unik kepada mertuanya, Painah.

WowKeren - Ritual yang digelar Padepokan Jamaah Tunggal Jati Nusantara di pantai Payangan, Jember, Jawa Timur berujung maut hingga menewaskan 11 orang. Keluarga pasangan suami istri (pasutri) yang menjadi korban dalam insiden tersebut mengungkapkan "firasat" yang telah disampaikan sebelum tragedi itu terjadi.

Pasutri bernama Syaiful Bahri dan Sri Wahyuni Komariyah tersebut mengikuti ritual di pantai Payangan pada Sabtu (12/2) malam. Sebelum tragedi itu terjadi, Sri Wahyuni rupanya sempat menyampaikan hal unik kepada mertuanya, Painah.

"Kemarin ia kan bersih-berih rumah, saya tanya mengapa bersih-bersih rumah. Ia menjawab kalau akan ada banyak tamu ke rumahnya," papar Painah kepada Surya, Minggu (13/2). "Katanya teman-temannya mau mengaji di rumah."

Tak hanya itu, Sri Wahyuni juga sempat mengungkapkan mimpinya kepada Painah. Dalam mimpi tersebut, Sri Wahyuni mengaku melihat orang membawa keranda mayat di samping rumahnya.

"Mungkin itu jadi firasat menantu saya," jelasnya. "Ternyata kejadiannya begini."


Painah mengaku bahwa dirinya dan sang suami, Maid, tidak pernah tahu soal keterlibatan Syaiful dan Sri Wahyuni di kelompok Tunggal Jati Nusantara. Mengingat pasutri tersebut juga tidak pernah bercerita tentang kegiatan di kelompok tersebut.

"Ya katanya pengajian. Kami tidak tahu apa-apa," paparnya.

Di sisi lain, Siti Amelia Malik yang merupakan anak sulung Syaiful dan Sri Wahyuni mengungkapkan bahwa sang ibu sebenarnya sudah tidak mau mengikuti ritual tersebut. Namun Sri Wahyuni terus diajak oleh Syaiful untuk bergabung dalam ritual itu.

"Ibu saya sedang tidak enak badan, tetapi diajak terus sama ayah. Akhirnya ikut," jelas Amelia.

Anak-anak Syaiful dan Sri Wahyuni disebut telah mengetahui kegiatan kelompok tersebut. Pasalnya sang anak beberapa kali diajak mengikuti pertemuan dan ritual kelompok tersebut.

"Ada pengajiannya gitu, mengajari tentang istiqamah, juga ada ritual itu. Tujuannya saya tidak tahu," tukas Amelia. "Bacaannya ada syahadat, Al-Fatihah, surat-surat pendek, dan Bahasa Jawa. Saya tidak tahu bacaan Bahasa Jawanya."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait