Data Bank Credit Suisse Bocor, Banyak Klien Terlibat Tindak Kejahatan Termasuk Perdagangan Manusia
Dunia

Bank tersebut mengelola klien yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia, korupsi dan perdagangan narkoba, menurut laporan surat kabar berdasarkan data yang bocor.

WowKeren - Sebuah kebocoran besar data terjadi pada salah satu bank swasta terbesar di dunia, Credit Suisse. Melansir Bloomberg, bank tersebut mengelola klien yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia, korupsi dan perdagangan narkoba, menurut laporan surat kabar berdasarkan data yang bocor di lebih dari 18.000 akun yang bersama-sama menampung lebih dari 100 miliar Franc Swiss (sekitar Rp1.558 triliun).

Seorang whistleblower anonim memberikan informasi tersebut kepada surat kabar Jerman Sueddeutsche Zeitung, yang membagikan data tersebut dengan kelompok jurnalisme nirlaba dan lusinan organisasi berita lainnya di seluruh dunia. Padahal, Credit Suisse sendiri telah berulang kali berjanji untuk berusaha menyingkirkan klien yang meragukan maupun dana terlarang, sehingga adanya kebocoran tersebut menunjukkan kegagalan uji tuntas yang meluas oleh Credit Suisse.

New York Times melaporkan bahwa data tersebut mencakup rekening yang dibuka sejak tahun 1940 hingga beberapa tahun terakhir. Credit Suisse pun tak tinggal diam. Mereka segera membuat klarifikasi yang menegaskan bahwa informasi terkait kebocoran data itu tidak akurat.


"Sangat menolak tuduhan dan sindiran tentang praktik bisnis yang dimaksudkan bank," kata mereka. "Informasi tersebut hanya berdasarkan informasi parsial, tidak akurat, atau selektif yang diambil di luar konteks, menghasilkan interpretasi tendensius terhadap perilaku bisnis bank."

Terkait akun yang disoroti, Credit Suisse akan meninjau akun yang terlibat setelah menerima pertanyaan dari konsorsium. Bank menegaskan bahwa sekitar 90 persen ditutup atau sudah dalam proses penutupan, dimana lebih dari 60 persen ditutup sebelum 2015.

Times melaporkan bahwa ada 25 rekening yang memegang sekitar 270 juta dolar AS milik orang-orang yang dituduh terlibat dalam konspirasi seputar perusahaan minyak milik negara Venezuela, Petroleos de Venezuela SA. Sedangkan The Guardian melaporkan pemegang rekening termasuk seorang yang terlibat perdagangan manusia di Filipina.

"Tuduhan media ini tampaknya merupakan upaya bersama untuk mendiskreditkan tidak hanya bank," tegas Credit Suisse. "Tetapi pasar keuangan Swiss secara keseluruhan, yang telah mengalami perubahan signifikan selama beberapa tahun terakhir."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru