Pengakuan Perajin dan Pedagang Tahu-Tempe yang Tak Ikut Mogok Kerja
Nasional

Sebagian pedagang tahu-tempe di Pasar Induk Cikurubuk Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, juga tidak ikut melakukan aksi mogok kerja. Mereka tetap berjualan seperti biasa pada Selasa (22/2).

WowKeren -

Perajin dan pedagang tahu-tempe di berbagai wilayah melakukan aksi mogok kerja selama tiga har mulai Senin (21/2) kemarin sebagai imbas dari melambungnya harga kedelai. Meski demikian, tidak semua perajin dan pedagang tahu-tempe ikut melakukan aksi mogok tersebut.

Salah seorang produsen tahu-tempe bernama Aceng Sudrajat asal Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, memilih untuk tetap menjalankan produksi. Meski Aceng sendiri mengaku sudah mengetahui mengenai rencana aksi mogok kerja tersebut.

"Ya, itu merupakan bentuk akumulatif kekecewaan dan ketidakberdayaan para pengusaha tahu-tempe di tengah situasi harga kedelai yang semakin mahal," jelas Aceng, Selasa (22/2).

Aceng mengaku memilih untuk tetap menjalankan produksi karena memikirkan nasib para pekerja dan keluarganya. Ia khawatir tak mendapat pemasukan jika ikut mogok kerja.

"Kita bertahan bukan masalah untung dan rugi, yang dipertahankan yakni pekerja dan keluarganya," kata Aceng.

Meski demikian, Aceng juga turut berharap agar pemerintah segera memberikan solusi yang baik untuk menstabilkan harga kedelai. Menurutnya, harga kedelai impor saat ini telah mencapai Rp 11 ribu per kilogram dari yang awalnya hanya Rp 9 ribu per kilogram.


"Kalau harga kedelai terus naik, kita enggak tahu sanggup bertahan berapa lama," tuturnya. Keuangan kita terbatas, enggak mungkin kita nombok terus."

Di sisi lain, sebagian pedagang tahu-tempe di Pasar Induk Cikurubuk Kota Tasikmalaya, Jabar, juga tidak ikut melakukan aksi mogok kerja. Mereka tetap berjualan seperti biasa.

Hal ini lantas disesalkan oleh Himpunan Pedagang Tahu Tempe (HPPT) Kota Tasikmalaya yang melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Induk Cikurubuk pada Selasa hari ini. Pasalnya, rencana aksi mogok jualan itu sudah diberitahukan sejak awal, namun ada pedagang yang tidak kompak dan masih berjualan.

Namun pedagang tahu-tempe yang tetap berjualan itu mengaku telah mendapat surat edaran yang menyebutkan bahwa mogok massal tak jadi dilakukan. Surat edaran tersebut lantas diduga palsu.

"Kami tetap berjualan soalnya dapat surat edaran bahwa mogok massalnya gak jadi. Jadi kami di pasar masih pada jualan tahu dan tempe seperti biasa. Makanya, tadi saya bingung saat ada sidak ini, sedangkan kami sudah belanja dagangan," kata salah satu pedagang tempe bernama Koko.


(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait