Jepang Khawatir Penglihatan Anak-anak Rusak Akibat Penutupan Sekolah Karena COVID
Pixabay/Victoria_Borodinova
Dunia

Peneliti di Jepang menemukan kekhawatiran bahwa kebijakan penutupan sekolah selama pandemi COVID-19 telah menyebabkan kerusakan pada penglihatan anak-anak.

WowKeren - Para peneliti percaya bahwa penutupan sekolah selama epidemi virus Corona baru mungkin memiliki efek buruk pada anak-anak. Mereka melihat adanya kemungkinan penglihatan anak-anak menjadi lebih buruk karena lebih banyak waktu untuk menatap smartphone atau layar komputer.

Studi yang dilakukan oleh sekelompok peneliti yang dipimpin oleh Shingo Noi, seorang profesor fisiologi pendidikan di Nippon Sport Science University, menemukan bahwa lebih banyak anak memiliki tingkat penglihatan yang berbeda di masing-masing mata setelah health scare. Selain itu, anak-anak dengan penglihatan yang lemah memiliki penglihatan yang lebih buruk pada tes selanjutnya.

"Melihat layar kecil, seperti smartphone, memberikan beban yang lebih besar pada satu mata. Efeknya bahkan lebih besar untuk anak-anak yang penglihatannya belum stabi," ungkap Shingo Noi,melansir The Asahi Shimbun.


Noi mengepalai Jaringan Nasional Kesehatan Fisik dan Mental Anak Jepang, sebuah organisasi non-pemerintah. Pada tahun 2020, LSM tersebut melakukan penelitian terpisah yang menemukan bahwa siswa SD dan SMP menghabiskan lebih banyak waktu dengan smartphone dan komputer mereka di rumah antara akhir tahun ajaran 2019 hingga awal tahun ajaran 2020, ketika sekolah-sekolah di seluruh Jepang tutup pintu karena pandemi.

Dalam studi terbaru, kelompok riset memperoleh kerjasama dari 11 sekolah dasar dan menengah pertama di Tokyo dan tiga prefektur Saitama, Kanagawa dan Shizuoka. Hasil pemeriksaan kesehatan tahun 2019 dan 2020 diperoleh 5.893 anak.

Satu temuan adalah bahwa rasio anak-anak dengan pembacaan penglihatan yang berbeda di kedua mata mereka meningkat di antara anak laki-laki dari 15 persen pada 2019 menjadi 21 persen pada tahun berikutnya. Demikian pula, rasio di antara anak perempuan naik dari 18 persen menjadi 23 persen. Peningkatan itu terutama besar di antara anak laki-laki di kelas satu karena rasionya naik dari 6 persen menjadi 15 persen.

Analisis juga dilakukan pada 2.284 anak yang data penglihatannya tersedia selama dua tahun. Mereka yang memiliki penglihatan yang lebih lemah pada tahun pertama cenderung memiliki penglihatan yang lebih buruk pada tahun berikutnya dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki masalah penglihatan sejak awal.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru