KKB Gunakan Pelontar Granat di Nduga Hingga 2 Prajurit Tewas, TNI AL Kibarkan Bendera Setengah Tiang
Nasional

KSAL Laksamana TNI Yudo Margono memerintahkan jajarannya untuk mengibarkan bendera setengah tiang selama tiga hari berturut-turut sebagai wujud belasungkawa dan penghormatan kepada prajurit yang gugur.

WowKeren - Kontak tembak dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kwareh Bawah, Kabupaten Nduga, Papua, pada Sabtu (26/3) membuat 10 orang pasukan TNI Angkatan Laut menjadi korban. Dua orang di antaranya, yakni Letda Mar Moh Iqbal dan Pratu Mar Wilson Anderson Here, dinyatakan gugur.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono lantas memerintahkan jajarannya untuk mengibarkan bendera setengah tiang selama tiga hari berturut-turut sebagai wujud belasungkawa dan penghormatan. Pengibaran bendera setengah tiang tersebut akan berlangsung mulai Senin (28/3) hari ini hingga Rabu (30/3) mendatang di seluruh markas dan pos TNI AL.

Selain itu, Yudo juga memerintahkan jajarannya untuk menggelar salat haib dan doa bersama bagi kedua prajurit yang gugur di Nduga tersebut. "TNI Angkatan Laut dan masyarakat Papua berduka akibat gugurnya dua prajurit Marinir TNI AL terbaik yang selalu dekat dan membantu masyarakat sekitarnya," demikian keterangan Yudo, Minggu (27/3).

Sementara itu, enam orang anggota Yonif Marinir-3 TNI AL yang terluka dalam kontak tembak dengan KKB tersebut juga telah dievakuasi ke Timika pada Minggu (27/3). Menurut Waka Pendam XVII Cenderawasih Letkol Inf Chandra Kurniawan, mereka langsung dirawat di IRD RSUD Timika setibanya di Timika.


Sedangkan dua prajurit lainnya dirawat di Kotis Marinir karena luka mereka masuk kategori ringan. Chandra juga mengungkapkan bahwa kedua jenazah prajurit yang gugur akan dievakuasi pada Senin hari ini untuk dimakamkan di kampung halaman masing-masing.

Sebagai informasi, KKB pimpinan Egianus Kogoya menyerang Satgas Mupe onif 3 Korps Marinir TNI AL yang berjaga di Pos Kwareh Bawah pada Sabtu. Penyerang dilaporkan melontarkan granat dari dua arah sekitar pukul 17.00 waktu setempat, yakni dari belakang pasar dan arah Sungai Alguru.

Puluhan prajurit TNI AL kemudian balas menembak dan mengejar pelaku penyerangan. Komanda Satgas juga memerintahkan Tim Trisula untuk membantu pasukan di Pos Kwareh Bawah.

Adapun senjata pelontar granat alias grenade launcher module (GLM) yang digunakan untuk menyerang Pos Satgas Mupe tersebut diduga diambil KKB dari Satgas Yonif. "Sementara informasi yang didapatkan GLM yang digunakan untuk menyerang diduga diambil dari Satgas Yonif 700, sedangkan amunisi GLM adalah rampasan dari Satgas Yonif 330," papar Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AL Laksamana Pertama Julius Widjojono.

Menurut Julis, motif penyerangan tersebut hingga kini masih didalami. "Dengan menggunakan GLM (grenade launcher module) atau pelontar granat dari dua arah, yaitu dari arah belakang Pasar dan dari arah sungai Alguru. Motif penyerangan masih didalami," tukasnya.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait