Studi Sebut Kekebalan Hibrida Beri Perlindungan Terbaik untuk COVID-19
Dunia

Dua studi baru mengatakan orang yang memiliki kekebalan hibrida yang telah divaksinasi serta pernah terinfeksi COVID-19, memiliki perlindungan yang paling kuat terhadap virus.

WowKeren - Pandemi COVID-19 telah menyebar lebih dari dua tahun hingga kini. Sebanyak 500 juta orang telah terinfeksi virus corona dan miliaran telah mendapatkan vaksinasi.

Dua studi baru pada Jumat (1/4) mengatakan jika orang yang memiliki kekebalan hibrida yang telah divaksinasi serta pernah terinfeksi COVID-19 sebelumnya, memiliki perlindungan yang paling kuat terhadap virus. Salah satu dari dua penelitian itu yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet Infectious Diseases, menganalisis data kesehatan lebih dari 200.000 orang pada tahun 2020 dan 2021 di Brasil.

Negara itu termasuk salah satu yang terkena dampak parah, yang memiliki angka kematian COVID-19 terbesar kedua di dunia. Studi menunjukkan jika orang yang divaksin dengan Pfizer dan AstraZeneca menawarkan efektivitas 90 persen terhadap rawat inap dan kematian, CoronaVac memiliki 81 persen dan satu suntikan Johnson & Johnson memiliki 58 persen.


"Keempat vaksin ini telah terbukti memberikan perlindungan ekstra yang signifikan bagi mereka yang memiliki infeksi COVID-19 sebelumnya," kata penulis studi Julio Croda dari Universitas Federal Mato Grosso do Sul. Dr Pramod Kumar Garg dari Institut Sains dan Teknologi Kesehatan Terjemahan India menanggapi studi itu.

"Kekebalan hibrida karena paparan infeksi alami dan vaksinasi kemungkinan akan menjadi norma secara global," ujarnya. "Dan mungkin memberikan perlindungan jangka panjang bahkan terhadap varian yang muncul."

Sementara itu, sebuah studi yang menggunakan register nasional Swedia hingga Oktober 2021 menemukan bahwa orang yang pulih dari COVID-19 mempertahankan tingkat perlindungan yang tinggi terhadap infeksi ulang hingga 20 bulan. Sedangkan orang dengan kekebalan hibrida dua dosis vaksin memiliki risiko infeksi ulang 66 persen lebih rendah dibandingkan mereka yang hanya memiliki kekebalan alami.

Seorang profesor kedokteran di University of East Anglia Dr Paul Hunter mengatakan pada AFP bahwa perlindungan 20 bulan itu sangat baik, lebih baik dari kekebalan alami. "Jauh lebih baik daripada yang kami harapkan untuk durasi kekebalan vaksin dua dosis pertama," paparnya.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru