
Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) sebelumnya sudah sempat menggelar aksi pada Jumat (1/4) di Istana Negara dan menyerukan penolakan wacana penundaan Pemilu serta perpanjangan masa jabatan presiden.
- Bertilia Puteri
- Selasa, 05 April 2022 - 17:38 WIB
WowKeren - Presiden Joko Widodo dinilai tak kunjung menyatakan sikap tegas untuk menolak wacana penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. Oleh sebab itu, Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) menyerukan aksi besar-besaran.
Sebelumnya, AMI sudah sempat menggelar aksi pada Jumat (1/4) di Istana Negara dan menyerukan penolakan wacana penundaan Pemilu serta perpanjangan masa jabatan presiden. Dalam kesempatan tersebut, mereka memberi waktu dua hari untuk Jokowi dalam merespons seruan mereka.
"Mahasiswa memberi waktu 2 hari per tanggal 1 April 2022 saat aksi dilangsungkan. Itu artinya, kemarin adalah waktu terakhir yang dinantikan oleh mahasiswa untuk menunggu jawaban dari Presiden," demikian pernyataan AMI.
Oleh sebab itu, AMI mengancam akan menurunkan puluhan ribu mahasiswa dari seluruh Indonesia. Para mahasiswa kini disebut tengah berkonsolidasi untuk melancarkan aksi massa tersebut.
"Puluhan ribu mahasiswa dari seluruh Indonesia akan turun ke jalan jika wacana ini terus dikumandangkan!" lanjut AMI.
Menanggapi ancaman tersebut, Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara Faldo Maldini pun buka suara. Faldo mempersilakan AMI untuk menggelar unjuk rasa besar-besaran, asal dilakukan secara tertib dan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Mau aksi sebesar apapun, silakan saja. Tidak mungkin dilarang-dilarang. Ini negara demokrasi," ujar Faldo, Selasa (5/4).
Meski demikian, Faldo mengingarkan bahwa Jokowi sendiri telah menyatakan sikap mengenai perpanjangan masa jabatan presiden. Menurutnya, Jokowi akan menaati aturan dalam konstitusi.
Selain itu, Faldo sendiri menilai perdebatan mengenai perpanjangan masa jabatan presiden sudah tak perlu dikembangkan lagi. Hanya saja Faldo yang merupakan mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) tersebut tidak mempermasalahkan jika mahasiswa masih ingin melakukan unjuk rasa menolak wacana tersebut.
"Ini kan asalnya aspirasi dari parpol dan kelompok masyarakat, ya silakan berpendapat," tukasnya. "Bagi kami, fokus pemerintah saat ini adalah masalah pandemi, mudik Idul Fitri, dan harga-harga."
(wk/Bert)