Sri Lanka Malah Cabut Status Darurat Usai 26 Menteri Mengundurkan Diri
AP Photo/Erangga Jayawardena
Dunia

Gotabaya Rajapaksa telah membubarkan kabinetnya setelah 26 menteri mengundurkan dari. Presiden berusaha membentuk pemerintah persatuan ketika kerusuhan publik terus melonjak.

WowKeren - Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa telah mencabut keadaan darurat negara itu setelah puluhan anggota parlemen keluar dari koalisi yang berkuasa. Pemerintah negara itu telah berjuang untuk memadamkan protes atas krisis ekonomi yang kian memburuk.

Pada Selasa (5/4), kemunduran lain untuk pemerintahan terjadi ketika Menteri Keuangan Ali Sabry mengundurkan diri yang mana itu terjadi sehari setelah pengangkatannya dan menjelang pembicaraan penting yang dijadwalkan dengan Dana Moneter Internasional untuk program pinjaman. Sabry mengatakan dalam surat pengunduran dirinya kepada presiden bahwa dia yakin dia telah "bertindak demi kepentingan terbaik negara".

Pada Senin (4/4), Rajapaksa telah membubarkan kabinetnya setelah 26 menteri mengundurkan dari. Presiden berusaha membentuk pemerintah persatuan ketika kerusuhan publik terus melonjak atas penanganan keluarga yang berkuasa itu terhadap krisis ekonomi yang terjadi.

Rakyat di sana mengalami kekurangan makanan, obat-obatan, bahan bakar, hingga pemadaman listrik yang berkepanjangan. Pada Selasa malam, Rajapaksa mencabut peraturan darurat yang mulai berlaku Jumat lalu.


Adapun aksi massa yang turun ke jalan untuk memprotes kondisi kekurangan makanan serta bahan bakar yang dipicu oleh kurangnya devisa untuk impor telah dimulai bulan lalu. Namun selama beberapa hari terakhir, demonstrasi itu meningkat sehingga menyebabkan bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi dalam beberapa kasus.

Pada hari Selasa, puluhan pengunjuk rasa berkumpul dengan damai di dekat kediaman perdana menteri. Nama-nama 41 anggota parlemen yang akan keluar dari koalisi diumumkan oleh pimpinan partai di DPR. Mereka sekarang telah menjadi anggota independen, meninggalkan pemerintahan Rajapaksa dengan kurang dari 113 anggota yang dibutuhkan untuk mempertahankan mayoritas di rumah 225 anggota.

Pemimpin Partai Kebebasan Sri Lanka yang menarik dukungannya untuk koalisi Rajapaksa mengatakan kepada parlemen bahwa kondisi kekurangan pangan yang terjadi saat ini tak ada habisnya. "Termasuk bahan bakar dan gas untuk memasak. Rumah sakit di ambang penutupan karena tidak ada obat-obatan," ujarnya.

Sirisena meminta presiden dan perdana menteri untuk menyajikan rencana yang jelas untuk menyelesaikan kekacauan keuangan Sri Lanka. “Pada saat seperti itu, partai kami ada di pihak rakyat," paparnya.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru