'Seperti Wuhan', Shanghai Disebut Capai Tonggak Penting Dalam Menahan Sebaran COVID-19 di Tiongkok
Unsplash/Hanny Naibaho
Dunia

Kasus COVID-19 yang tinggi di Shanghai itu disebut sama seperti yang terjadi di Wuhan ketika pertama kali virus ditemukan. Di samping itu, Shanghai mengklaim sudah tidak ada kasus baru COVID-19 di luar area karantina.

WowKeren - Pandemi COVID-19 hingga saat ini diketahui masih melanda Tiongkok. Bahkan di Shanghai, angka kasusnya terbilang tinggi, hingga akhirnya diputuskan untuk menerapkan penguncian wilayah atau lockdown.

April 2022, disebut menjadi bulan yang "kejam" bagi penduduk Shanghai. Pasalnya, ketika wabah COVID-19 yang disebabkan oleh Omicron itu melanda kota terbesar di Tiongkok, hingga membuat jutaan orang dikurung di rumah mereka masing-masing imbas kebijakan lockdown.

Kondisi di Shanghai itu bahkan disebut serupa dengan lockdown yang diberlakukan di pusat kota Wuhan pada tahun 2020 setelah virus pertama kali muncul, permintaan bantuan yang putus asa tidak terdengar atau padam ketika pihak berwenang berkomitmen untuk membasmi virus di bawah apa yang disebut "Nol COVID-19" Tiongkok strategi.

Sementara itu, Shanghai mengatakan bahwa pihaknya mendeteksi tidak ada kasus baru COVID-19 di luar area karantina pada hari Jumat (29/4), mencapai tonggak penting dalam pertempurannya untuk menahan virus, yang telah melumpuhkan kota berpenduduk 25 juta itu dan membuat Beijing berjuang untuk mencegah krisis serupa.


Di sisi lain, pemandangan rumah dan bangunan di kota terpadat di Tiongkok yang dikurung untuk mencegah penduduk pergi telah menjadi berita utama global dalam beberapa pekan terakhir pada saat sebagian besar kota besar lainnya di dunia sedang belajar untuk hidup dengan virus Corona.

Akibat dari diberlakukannya lockdown di Shanghai itu membuat penduduk, yang telah terkurung di rumah selama lebih dari sebulan itu menyebabkan kemarahan dan frustrasi, telah berjuang untuk menemukan makanan dan kebutuhan sehari-hari lainnya, dan menunjukkan penentangan publik yang jarang terhadap kontrol ketat pemerintah.

Akan tetapi bila kebijakan tersebut berhasil diterapkan dan bisa menurunkan angka kasus COVID-19, itu akan menandai kemenangan bagi pendekatan tanpa toleransi Presiden Xi Jinping terhadap virus tersebut, di tahun ketika ia diharapkan untuk mengamankan masa kepemimpinan ketiga yang memecahkan preseden.

Protes yang dilakukan oleh penduduk Shanghai atas kebijakan ketat COVID-19 itu pun juga sempat dilakukan oleh masyarakat Wuhan. Masyarakat melontarkan aksi protes lantaran mengalami kesusahan dalam mendapatkan pasokan kebutuhan sehari-hari, sementara juga dilarang untuk keluar rumah.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru