Sempat Picu Ketegangan, Prancis Akhirnya Izinkan Wanita Muslim Pakai Burqini Saat Berenang
AFP/Saeed Khan
Dunia

Prancis memutuskan bahwa para wanita Muslim kini bisa memilih menggunakan burqini untuk berenang di kolam publik. Sebelumnya pakaian burqa-bikini tersebut sempat menuai kontroversi.

WowKeren - Dewan kota memutuskan bahwa wanita Muslim di Grenoble, Prancis, sekarang diizinkan mengenakan pakaian renang burqini di kolam renang yang dikelola negara. Di mana sebelumnya hal itu telah memicu ketegangan yang cukup lama.

Dalam pemungutan suara dengan hasil 27-2 pada hari Senin (16/5) setelah perdebatan 2,5 jam, anggota dewan kota Prancis tenggara memilih untuk mengizinkan perubahan aturan pakaian renang. Lebih dekat dengan tujuan Walikota Grenoble ric Piolle untuk mengadopsi peraturan renang yang lebih permisif.

"Keinginan kami adalah menyingkirkan pembatasan yang tidak masuk akal," kata Piolle menjelang pemungutan suara, menurut laporan France 24. "Ini termasuk (mengizinkan) telanjang dada dan kostum renang yang memberikan perlindungan ekstra untuk perlindungan matahari atau keyakinan; ini bukan tentang mengambil posisi untuk atau menentang burqini secara khusus."

Burqini merupakan inovasi pakaian renang yang diciptakan oleh Aheda Zanetti dari Australia. Merupakan gabungan tampilan burqa dan bikini yang sebagian besar dikenakan oleh wanita Muslim dan hanya memungkinkan wajah, kaki, dan tangan pemakainya untuk terlihat.


Pakaian renang konservatif sebelumnya telah menjadi sumber ketegangan di Prancis. Burqini dilaporkan meningkatkan kekhawatiran tentang Islamisasi di Prancis sekuler. Penegakan larangan burqini dianggap ilegal di Prancis pada tahun 2016, dengan pengadilan administrasi tertinggi negara itu mengutip pelanggaran kebebasan mendasar untuk putusan tersebut.

Sebelum perubahan aturan pakaian renang Grenoble, ketegangan terkait burqini tidak jarang terjadi di kota itu. Di mana protes terkait mulai pecah pada tahun 2018 lalu.

Diketahui bahwa aktivis bersama dengan Alliance Citoyenne, sebuah organisasi komunitas akar rumput, memimpin protes berburqini pada tahun 2020 dan 2021 lalu. Protes itu bertujuan untuk mendukung mengizinkan pakaian renang di kolam renang Grenoble.

Setelah pemungutan suara yang dilakukan pada Senin (16/5), ada orang yang menentang keputusan tersebut. Mereka adalah pemimpin Republik Laurent Wauquiez, presiden Dewan Regional Auvergne-Rhône-Alpes yang berbicara untuk menentangnya.

"Dengan mengizinkan pemakaian burkini di kolam renang kota, Eric Piolle secara definitif melanggar sekularisme dan nilai- nilai Republik kita ," cuit Wauquiez.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait