Keracunan Jamur, 14 Warga di NTT Nge-fly Hingga Ada yang Berguling-guling
Nasional

14 orang warga di Timor Tengah Selatan, NTT mengalami keracunan akibat mengonsumsi jamur. Korban disebut mengalami gejala halusinasi seperti orang yang memakai narkoba.

WowKeren - Sejumlah warga di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur, dilaporkan mengalami keracunan setelah memakan jamur. Sebanyak 14 orang menderita gejala keracunan seperti diare, sakit kepala hingga berhalusinasi. Empat belas orang yang keracunan tersebut terdiri dari 2 balita, 1 remaja, 10 orang dewasa dan 1 orang lansia.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten TTS, Nahad Baunsele mengatakan, korban mengalami keracunan setelah memakan cendawan atau jamur yang diambil dari bekas kotoran sapi yang sudah mengering di area persawahan. Para korban berasal dari Desa Loli, Kecamatan Polen, Kabupaten TTS.

Kejadian bermula pada tanggal Selasa (21/6) lalu. Saat itu seorang warga pulang dari kebun kemudian mengambil jamur untuk dimasak.

"Barangkali mereka mengira itu cendawan (jamur) biasa yang dapat dikonsumsi, sehingga mereka mengambil dan mengolahnya menjadi makanan. Setelah beberapa jam kemudian, seluruh anggota keluarga yang mengonsumsi jamur mulai mengalami gejala mual, muntah, sakit kepala, dan diare," ungkap Nahad.

Mendengar informasi tersebut, pihak medis dari Puskesmas Loli langsung menjemput para korban untuk segera ditangani. Pihak medis juga melakukan konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam di RSUD SoE sehingga korban dapat ditangani dengan baik.


Nahad menyebut jamur itu diduga mengandung sejenis narkoba seperti Morphin. Sehingga jika dikonsumsi dalam jumlah tertentu bisa membuat konsumen merasa seperti melayang-layang (fly) bahkan sampai berhalusinasi.

"Tadi malam pasien-pasien tersebut seperti fly dan berhalusinasi layaknya orang-orang yang mengonsumsi narkoba. Ada yang sampai guling-guiling," terang Nahad.

Sampel makanan mengandung jamur itu kini telah diambil untuk kemudian diperiksa di laboratorium kesehatan Provinsi NTT agar penyebab pasti keracunan diketahui. Lewat kesempatan itu, Nahad pun berpesan agar masyarakat lebih berhati-hati dan tidak mengonsumsi jamur yang tumbuhnya dekat kotoran hewan.

"Sampel makanan sudah diambil oleh Dinas Kesehatan, dan akan dikirim ke laboratorium kesehatan Provinsi NTT untuk diperiksa, sehingga kita tahu secara pasti penyebab keracunan tersebut," tutur Nahad.

"Ada cendawan tertentu yang beracun. Terutama cendawan (jamur) yang tumbuh di kotoran hewan sebaiknya jangan dikonsumsi karena sangat berbahaya terutama bagi anak-anak. Jamur ini sangat berbahaya bagi mereka yang memiliki penyakit bawaan seperti sakit jantung. Karena jamur ini memacu denyut jantung. Syukur mereka yang konsumsi ini tidak memiliki penyakit bawaan tersebut," pungkasnya.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru