Gelombang Panas di Tokyo Pecahkan Rekor Untuk Bulan Juni, Sejumlah Orang Dilarikan ke Rumah Sakit
Unsplash/Jezael Melgoza
Dunia

Suhu di Tokyo mencapai 35,1 derajat celsius pada Selasa (28/6) pukul 1 siang waktu setempat. Sebelumnya, suhu di Tokyo juga telah mencapai 35 derajat celsius selama tiga hari berturut-turut.

WowKeren - Jepang telah menghadapi suhu terik selama empat hari berturut-turut pada Selasa (28/6). Panas di Tokyo bahkan memecahkan rekor hampir 150 tahun untuk bulan Juni.

Suhu di Tokyo mencapai 35,1 derajat celsius pada Selasa pukul 1 siang waktu setempat. Sebelumnya, suhu di Tokyo juga telah mencapai 35 derajat celsius selama tiga hari berturut-turut.

Ini merupakan rentetan cuaca panas terburuk di bulan Juni sejak pencatatan dimulai pada tahun 1875. Badan Meteorologi Jepang memperkirakan suhu tertinggi 36 derajat celsius untuk Tokyo pada hari Kamis (30/6) dan 35 derajat celsius pada hari Jumat (1/7).

Peringatan sengatan panas (heatstroke) telah dikeluarkan di beberapa wilayah Jepang untuk hari Selasa. Namun banyak orang di Tokyo dan wilayah lain mengabaikan saran pemerintah untuk mengurangi risiko sengatan panas dengan tidak memakai masker di luar ruangan.

Hal ini membuat kasus rawat inap imbas sengatan panas meningkat pada Selasa pagi ini. Menurut laporan Fuji News Network, hingga pukul 9 pagi waktu setempat, 13 orang telah dibawa ke rumah sakit di Tokyo dengan dugaan sengatan panas. Media juga melaporkan bahwa setidaknya dua orang diyakini telah meninggal akibat sengatan panas.


"Tampaknya ada beberapa orang tua yang mematikan AC mereka karena kami meminta orang untuk menghemat energi, tetapi tolong - ini panas - jangan ragu untuk mendinginkan diri," ujar Menteri Perdagangan dan Industri Koichi Hagiuda dalam konferensi pers.

Diketahui, pihak otoritas telah meminta konsumen di wilayah Tokyo untuk menghemat listrik guna menghindari ancaman pemadaman listrik. Pada Senin (27/6) malam, rasio cadangan untuk Tokyo untuk Selasa sore diperkirakan turun di bawah 5 persen, mendekati minimal 3 persen yang menjamin pasokan yang stabil di Tokyo dan delapan prefektur sekitarnya. Kapasitas cadangan di bawah 3 persen berisiko kekurangan listrik dan pemadaman.

Namun pada Selasa hari ini, Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) mengatakan prediksi tersebut sudah sedikit membaik. Meskipun mereka tetap mengimbau konsumen untuk menghemat penggunaan listrik.

Peringatan tersebut membuat kantor-kantor pemerintah untuk mematikan beberapa lampu di sore dan malam hari. METI sendiri menghentikan penggunaan 25 persen lift di gedungnya.

Sedangkan toko elektronik mengambil langkah serupa dengan mematikan televisi dan barang-barang lainnya di lantai penjualan yang biasanya disimpan untuk memikat pembeli. Beberapa penduduk Tokyo juga mengatakan di media sosial bahwa mereka mematikan semua peralatan yang tidak digunakan.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait