Perlu Ditiru, Jepang Buat Aplikasi Bantu Tolong Langsung Korban Pelecehan Seksual di Kereta Api
Dunia

Perempuan dan gadis remaja di Jepang kini memanfaatkan aplikasi untuk menolong mereka dari chikan di kereta api. Chikan merupakan istilah Jepang untuk tindakan kejahatan atau pelecehan seksual di transportasi umum.

WowKeren - Seiring meredanya pandemi COVID-19, semakin banyak orang yang kembali ke kantor dan sekolah. Semakin banyak pula perempuan yang membagikan pengalaman mereka menghadapi kejahatan seksual, "chikan" (meraba-raba) di kereta ke media sosial.

Seorang gadis remaja mengangkat tangannya, mencengkeram smartphone, di atas kepala penumpang di sekelilingnya di kereta di Tokyo pada pertengahan April. Teks di layar ponselnya berbunyi, “Sebuah insiden meraba-raba terjadi di sini. Tolong bantu aku".

Setelah melihat seorang pria di dekatnya memperhatikan pesan ponsel cerdas, dia menggunakan fungsi audio aplikasi agar ponselnya menyatakan kata-kata, "Tolong hentikan". Ini menarik perhatian penumpang lain, yang bertanya kepada pria yang meraba-raba gadis itu, "Apa yang kamu lakukan?".

Pelaku turun dari kereta di stasiun terdekat, bersama gadis itu dan penumpang lain yang membantunya. Pelaku dibawa ke petugas polisi, yang bergegas ke stasiun setelah gadis itu menelepon nomor darurat 110.


Gadis remaja tersebut telah menggunakan aplikasi smartphone pencegahan kejahatan yang disebut Digi Police, menurut Departemen Kepolisian Metropolitan. Aplikasi ini menampilkan teks di layar ponsel cerdas yang menyampaikan kepada orang-orang terdekat bahwa mereka sedang menghadapi situasi meraba-raba. Itu juga dapat memancarkan panggilan bantuan.

Aplikasi itu sudah diunduh sekitar 470 ribu kali pada akhir Maret tahun ini setelah Departemen Kepolisian Metropolitan merilisnya pada 2016. Departemen Kepolisian Metropolitan menyerukan kepada orang-orang untuk secara aktif menggunakan aplikasi itu, dalam Kampanye Pemberantasan Chikan, yang dimulai pada 1 Juni, bersama dengan operator kereta api.

Korban chikan sering merasa sulit untuk mencari bantuan, yang merupakan dorongan untuk mengembangkan aplikasi Digi Police. Departemen Kepolisian Metropolitan percaya bahwa penting untuk membuat alat atau sistem untuk memudahkan pelaporan insiden chikan.

Sebelumnya, sebuah startup bernama RadarLab membuat aplikasi smartphone gratis bernama Radar-z pada tahun 2019 yang memudahkan para korban chikan untuk mencari bantuan dan menginformasikan di mana insiden tersebut terjadi. Orang-orang dapat masuk dan berbagi informasi, seperti di mana insiden chikan terjadi dan apa yang menjadi sasaran korban, secara real time di aplikasi.

Ada 70 ribu pengguna kumulatif, dengan sekitar 6.000 laporan. Seperti kasus gropers memasukkan tangan mereka ke dalam pakaian korban.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru