Lima Orang Diadili di Hong Kong Terkait Ilustrasi Domba Pada Buku Anak
pixabay.com/Ilustrasi
Dunia

Selama persidangan lima hari minggu ini, jaksa pengadilan distrik akan berargumen bahwa buku-buku yang menggambarkan penduduk Hong Kong dan Tiongkok bersifat menghasut.

WowKeren - Pengadilan lima terapis Hong Kong yang ditangkap pada Juli lalu telah dimulai pada Selasa (6/7). Mereka ditangkap atas tuduhan penghasutan karena menulis serangkaian buku anak-anak terkait protes massa pro-demokrasi 2019.

Kelompok itu terdiri dari dua pria dan tiga wanita yang merupakan anggota Persatuan Umum Terapis Bicara Hong Kong. Mereka telah dituduh berusaha menghasut kebencian terhadap pemerintah melalui buku-buku bergambar mereka.

Selama persidangan lima hari minggu ini, jaksa pengadilan distrik akan berargumen bahwa buku-buku yang menggambarkan penduduk Hong Kong sebagai domba dan penduduk Tiongkok daratan sebagai serigala ditulis dengan niat menghasut. Jika terbukti bersalah,kelompok ini bisa menghadapi hukuman penjara hingga 2 tahun.

Pada hari pertama persidangan, jaksa Laura Ng mengatakan buku-buku tersebut mencirikan kedua kelompok itu saling bermusuhan. "Penduduk Hong Kong adalah minoritas yang rentan, penguasa Tiongkok adalah mereka yang berdarah dingin, totaliter dan brutal, dan Tiongkok daratan adalah preman," kata Ng.


Ng menuduh bahwa para terdakwa secara terbuka mengakui telah mendasarkan buku-buku ini pada gejolak politik dan protes jalanan yang dimulai pada 2019 atas RUU ekstradisi yang kontroversial. Salah satu buku berjudul The 12 Warriors of Sheep Village, dikaitkan oleh jaksa dengan penangkapan 12 buronan Hong Kong oleh otoritas Tiongkok pada tahun 2020.

Saat penangkapan, polisi juga menyita lebih dari 550 buku dan selebaran dari kelompok tersebut dan membekukan aset senilai 160.000 dolar Hong Kong. Adapun buku yang dimaksud itu berjudul Penjaga Kampung Domba, 12 Pahlawan Kampung Domba, dan Pengumpul Sampah Kampung Domba yang menyasar anak-anak berusia empat hingga tujuh tahun.

Inspektur Steve Li Kwai-wah dari Departemen Keamanan Nasional mengatakan tahun lalu bahwa jika dilihat sekilas buku cerita itu memang tampak sederhana. Namun jika dilihat lebih lanjut, meterainya mengandung niat menghasut.

"Ini adalah buku cerita yang sangat sederhana tetapi di dalamnya memiliki beberapa informasi dan beberapa materi di dalamnya yang (memiliki) niat menghasut," ujarnya. "Yang membawa kebencian terhadap pemerintah dan administrasi peradilan dan menghasut kekerasan kepada orang lain."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru